IDAI Sebut Campak Lebih Menular dari COVID-19, Ingatkan Pentingnya Imunisasi pada Anak

8 hours ago 5

Jakarta -

Campak merupakan penyakit virus akut yang sangat menular. Penularannya bisa melalui droplet seperti COVID-19 dan kontak langsung.

Menurut Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Infeksi Penyakit Tropik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Prof Dr dr Edi Hartoyo, SpA, SubspKardio(K), anak yang terkena campak sebaiknya dilakukan isolasi hingga demamnya turun dan ruam yang sebelumnya merah menjadi hitam. Sebab risiko penularannya tinggi, bahkan lebih dari COVID-19.

"Risiko penularannya sangat tinggi, lebih dari COVID-19. COVID-19, R0 namanya, ada istilah resiko penularan R0 itu. Nah, kalau COVID itu 8-10, kalau campak itu 12-18," kata Prof Edi dalam Seminar KLB Campak pada Anak dan Update Rekomendasi Vaksinasi IDAI, Rabu (27/8/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Artinya, jika ada 1 anak terkena campak, maka ada risiko dia bisa menularkan ke 12-18 anak. Sementara COVID tidak setinggi itu.

"Jadi kesimpulannya adalah campak merupakan infeksi virus akut yang sangat menular, tadi R0nya 12-18, melebihi COVID-19," tuturnya.


Penyakit ini dapat dicegah dengan cara imunisasi. Bahkan, keberhasilan imunisasi terkait penyakit campak sebetulnya sangat tinggi.

"Yang jadi kendala adalah oleh karena beberapa daerah, atau beberapa masyarakat yang mungkin oleh karena tidak tahu, mungkin karena tidak mau sehingga tidak melakukan imunisasi," kata Prof Edi.

Senada dengan hal tersebut, Ketua Umum IDAI, dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K), menyebut cakupan imunisasi untuk penyakit menular haruslah tinggi, supaya ada dampak untuk herd immunity atau kekebalan komunitas.

"Jadi cakupan imunisasi campak, sekarang MR (Measles Rubella) ya, itu harus di atas 95 persen. Untuk timbulnya KLB (Kejadian Luar Biasa) nggak harus turun 0 persen, turun 60 persen itu sudah timbul KLB di mana-mana, karena penyakit ini sangat menular," tutur dr Piprim.

Sehingga, KLB ini bisa diatasi dengan mengedukasi, memotivasi kembali masyarakat yang galau dengan imunisasi. IDAI juga berharap pemerintah tidak melupakan upaya promotif preventif terkait hal ini.


(elk/up)

Read Entire Article