Food Tray MBG Diduga Mengandung Minyak Babi, Kepala BPOM Bilang Gini

7 hours ago 4

Jakarta -

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Taruna Ikrar buka suara terkait dugaan ompreng atau food tray program makan bergizi gratis (MBG) tidak food grade dan mengandung minyak babi. Ini bermula dari sebuah laporan yang menyebut ada food tray untuk program MBG yang diproduksi di China.

Food tray yang diedarkan diduga mengandung zat mangan yang tinggi dan tidak cocok untuk makanan asam. Selain itu, ditemukan indikasi penggunaan minyak babi dari food tray yang diproduksi.

Meski persoalan hukum halal-haram tidak masuk ranah BPOM, Prof Taruna mengingatkan hal ini sangat penting mengingat mayoritas masyarakat Indonesia adalah muslim. Oleh karena itu, BPOM saat ini juga sedang berkoordinasi dengan pihak-pihak yang terkait.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pihaknya juga berencana akan melakukan pemeriksaan pada food tray yang digunakan dalam program makan bergizi gratis.

"Kami juga sudah berkomunikasi dengan Badan Gizi, Badan Jaminan Halal ditambah dengan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan. Intinya Badan POM akan menindaklanjuti isu ini dalam bentuk akan mengetes," kata Taruna ketika ditemui awak media di Kantor BPOM, Jakarta Pusat, Rabu (27/8/2025).

Taruna menambahkan pihaknya memiliki laboratorium yang bisa melakukan pemeriksaan. Pemeriksaan nantinya dapat dilakukan melalui swab dan pemeriksaan DNA babi untuk melihat apakah memang ada kandungan babi di dalamnya.

"Swab test untuk selanjutnya kita lakukan pengujian DNA dengan laboratorium yang kita miliki kita cocokkan apakah memang betul mengandung DNA babi, porcine, apakah ada glycerinnya, apakah ada gelatinnya dan sebagainya," ungkapnya.

Ketika ditanya berapa lama proses pemeriksaan berlangsung, Prof Taruna tidak menyebutkan secara pasti. Namun, ia memastikan pihaknya akan bekerja cepat untuk mendapatkan hasilnya.

"Eloknya kita harus sama-sama nanti. Tapi kalau domain kami akan diberikan tugas untuk mengetes dan laboratorium kami siap untuk itu," tandas Prof Taruna.


(avk/up)

Read Entire Article