
Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi sudah memitigasi segala risiko yang terjadi saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).
Kabid Perlindungan Jemaah PPIH Arab Saudi, Harun Al-Rasyid, mengungkapkan yang perlu diantisipasi saat puncak haji adalah jemaah yang terpisah dari rombongan.
“Kemungkinan-kemungkinan yang terjadi yaitu terlepasnya jemaah dari rombongan dan ini yang perlu diantisipasi,” kata Harun di wilayah Jamarat, Minggu (25/5).
Untuk itu, Harun meminta semua petugas harus mengetahui sektor-sektor dari jemaah haji, termasuk jalur yang nantinya dilalui. Apalagi, pada tahun ini ada skema Tanazul.
Tanazul bertujuan mengurangi kepadatan jemaah haji saat mabit atau menginap di tenda Mina. Dengan skema Tanazul, jemaah yang tinggal di hotel dekat area Jamarat atau tempat lontar jumrah akan kembali ke hotel dan tidak menempati tenda di Mina.
“Termasuk mengantisipasi ada yang sakit, tidak menutup kemungkinan kita butuh kursi roda untuk bisa mengevakuasi jemaah kita, walaupun di sini banyak keamanan dan ambulans dari pihak Arab Saudi tapi untuk bisa cepat kita menangani kita juga perlu kursi roda,” ujar Harun.

Harun menyarankan para petugas juga menyiapkan obat-obatan seperti minyak kayu putih. Selain itu, masker juga harus dipakai untuk melindungi dari debu.
Harun telah melakukan gladi posko untuk petugas Mobile Crisis Rescue (MCR). Harapannya agar petugas sudah bisa memahami kondisi lapangan.
“Harapannya bisa menyesuaikan di dalam jaga pos itu artinya tidak harus bergerombol, tetap harus mobile dan stationer, juga menyiapkan pengamanan pribadi yaitu pelindung kepala termasuk pelindung wajah, serta pelindung mata dari sinaran matahari serta jangan lupa perbekalan,” tutur Harun.