Populer: Habiskan Jutaan Rupiah Demi Padel hingga Raup Rp 1 M per Bulan

2 hours ago 3
Sejumlah warga bermain olahraga Padel di kawasan TB Simatupang, Jakarta, Rabu (30/7/2025). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan

Padel kini menjadi olahraga populer di kalangan masyarakat urban Jakarta. Tak hanya sebagai hobi, olahraga ini juga mulai dilirik sebagai peluang bisnis, meski biayanya tak murah.

Melanie Saskia, salah satu penggemar padel, rutin bermain 3-4 kali seminggu dengan biaya sekitar Rp 2,5 juta per bulan. Ia menyebut biaya itu berasal dari dana nongkrong yang dialihkan. “Sekarang enggak nongkrong, jadi lebih sehat,” ujarnya.

Selain sewa lapangan, Melanie juga merogoh kocek untuk perlengkapan: raket Bullpadel seharga Rp 3,7 juta, sepatu Rp 2,5 juta, dan pakaian olahraga hingga Rp 1 juta.

Ametia, pemain padel lain, mengaku mengeluarkan hingga Rp 10 juta di awal. Biaya itu untuk raket, sepatu, dan outfit. Ia juga sempat menyewa lapangan secara manual sebelum ada aplikasi pemesanan yang lebih murah.

Biaya sewa lapangan memang variatif. Di Republic Padel, tarifnya bisa Rp 400–500 ribu per jam, sedangkan lewat aplikasi bisa hanya Rp 150–200 ribu. Mardiani (62) yang rutin bermain 2-3 kali seminggu menghabiskan Rp 2 juta per bulan.

“Padel enggak bikin capek, tapi bikin senang. Bisa ramai-ramai dan lebih ringan daripada tenis,” katanya.

Ridwan, pemain baru berusia 25 tahun, juga menyukai padel karena dianggap lebih simpel. Ia menyewa raket Rp 50 ribu per sesi. Sementara Khadijah Shahnaz memilih lapangan dengan tarif Rp 175 ribu per sesi, dan rata-rata menghabiskan Rp 1,4 juta per bulan.

Namun, Shahnaz mengeluhkan munculnya calo lapangan yang menaikkan harga sewa. “Kadang satu jamnya Rp 500 ribu, dijual calo jadi Rp 700 ribu. Itu merusak ekosistem,” katanya.

Soal calo, Sekjen PBPI Bugi Setiawan menyatakan pihaknya tak bisa mengatur karena sistem pemesanan berbasis pasar terbuka. “Permintaan dan penawaran yang menentukan,” ujarnya.

Fenomena ini ditangkap Jodi Akbar sebagai peluang bisnis. Ia sedang membangun lapangan padel “The Padel Room” di Cipete, Jakarta Selatan, dengan tarif sewa Rp 550–600 ribu per jam, menyasar kelas menengah atas.

Menurut Jodi, padel bukan sekadar olahraga tapi juga ajang membangun relasi. “Tren networking mulai geser dari golf ke padel. Lebih singkat, tetap fun, dan bisa semua umur,” ucapnya.

Investasinya tidak main-main. Lima lapangan dibangun dengan biaya hingga Rp 9 miliar. Targetnya, balik modal dalam waktu 1–1,5 tahun. Dengan okupansi 65%, potensi keuntungan bulanannya bisa tembus Rp 679 juta.

Read Entire Article