Kasus kematian Raya, balita di Sukabumi masih menjadi perhatian banyak orang. Tidak sedikit netizen yang mendadak berburu obat demi menghindari infeksi cacing.
Pernyataan yang kerap berseliweran di media sosial bahkan mengaitkan risiko cacing semakin besar saat sudah tidak pernah lagi meminum obat.
"Minum cacing terakhir pas SD, sekarang cacingnya udah segede apa ya?" sebut salah satu netizen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tahu-tahu yang keluar cacing segede naga, soalnya terakhir minum masih SD," timpal yang lain.
Ahli parasitologi dari Departemen Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) Prof Saleha Sungkar meluruskan anggapan tersebut.
"Persepsi semakin lama tidak minum obat, semakin besar cacing yang hidup di tubuh itu persepsi yang salah," tegasnya saat dihubungi detikcom Rabu (27/8).
"Cacing akan mati dalam 1-2 tahun dan kemudian keluar bersama tinja. Jadi, tidak benar semakin lama tidak minum obat cacing maka cacing akan makin besar," jelas Prof Saleha.
Pesan Pakar Sebelum Minum Obat
Prof Saleha menjelaskan, idealnya sebelum minum obat cacing, seseorang perlu melakukan pemeriksaan tinja di laboratorium. Jika hasilnya positif, barulah obat cacing diberikan sesuai jenis cacing yang ditemukan, seperti berikut:
- Cacing gelang dan cacing tambang: pirantel pamoat 500 mg, cukup diminum sekali
- Cacing cambuk: albendazol 400 mg, diminum satu tablet selama tiga hari berturut-turut
"Kalau anak atau orang dewasa tidak terinfeksi cacing lalu minum obat cacing, maka tidak akan keluar cacing apa-apa," ujarnya.
Kapan Perlu Minum Obat Cacing?
Kebutuhan minum obat cacing, lanjut Prof Saleha, sangat dipengaruhi kondisi lingkungan dan perilaku hidup bersih sehat (PHBS).
Jika lingkungan bersih, selalu cuci tangan sebelum makan dan setelah buang air besar (BAB), serta BAB di WC, biasanya risiko cacingan sangat rendah.
Lain halnya bila lingkungan kotor, misalnya BAB di got atau di halaman rumah tanpa sanitasi memadai, risiko cacingan meningkat.
Dalam kondisi ini, masyarakat dianjurkan minum obat cacing albendazol 400 mg setiap 6 bulan atau setahun sekali, bergantung pada prevalensi cacingan di daerah tersebut. Data prevalensi biasanya diperoleh melalui survei kesehatan yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan setempat.
Menurut Prof Saleha, anak yang positif cacingan dan minum obat cacing akan mengeluarkan cacing yang sudah mati melalui tinja.
"Cacing jarang sekali keluar dalam keadaan hidup. Jadi, tidak perlu takut minum obat cacing," katanya.
Ia menekankan, yang jauh lebih penting adalah menjaga kebersihan lingkungan dan perilaku sehari-hari. "Kalau lingkungan bersih dan perilaku higienis dijalankan, biasanya tidak akan terkena cacingan," pungkasnya.
(naf/up)
Tren Gen Z Beli Obat Cacing
10 Konten
Kasus meninggalnya seorang bocah di Sukabumi karena kecacingan yang tidak tertangani menuai sorotan banyak pihak. Bahkan memunculkan tren baru di kalangan Gen Z, yakni ramai-ramai beli dan minum obat cacing sendiri.