Bulog Bakal Minta Bantuan Pegadaian Salurkan Beras Murah 1,3 Juta Ton

9 hours ago 2
Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani, saat ditemui di kantor Kemenko Pangan, Rabu (13/8/2025). Foto: Fariza Rizky Ananda/kumparan

Perum Bulog buka suara terkait lambatnya penyaluran beras operasi pasar atau Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Salah satu solusinya adalah berkolaborasi dengan BUMN lain, seperti PT Pegadaian (Persero).

Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani mengatakan sesuai dengan petunjuk teknis Badan Pangan Nasional (Bapanas) terdapat beberapa tahapan penyaluran beras SPHP.

Pertama, beras SPHP disalurkan ke pengecer-pengecer pasar menggunakan aplikasi SPHP. Pengecer harus terdaftar dan memesan di aplikasi tersebut maksimal 2 ton.

Rizal melanjutkan, beras SPHP juga bisa didistribusikan ke Koperasi Desa Merah Putih tergantung dengan kebutuhan, kemudian bisa dibantu penyalurannya oleh BUMN.

Dia memaparkan beberapa BUMN yang sudah ikut menyalurkan beras SPHP melalui koperasinya, seperti PT Pos Indonesia, ID Food, PTPN, dan ke depannya akan menggandeng PT Pegadaian.

"Nah itu juga boleh ditambah lagi nanti saya lagi terobosan sekarang dengan Pegadaian karena kan punya outlet-outlet itu. Nah jadi bisa untuk bantu jualin beras SPHP," ungkap Rizal.

Rizal menuturkan, sarana tersebut diperlukan agar penyaluran beras SPHP bisa maksimal. Perum Bulog sudah ditugaskan menyalurkan beras SPHP 1,3 juta ton selama Juli hingga Desember 2025 untuk menekan harga beras pasca musim panen raya.

Pekerja menata karung beras di gudang Perum Bulog Umbul Tengah, Kota Serang, Banten, Kamis (7/11/2024). Foto: Angga Budhiyanto/ ANTARA FOTO

Tantangan Penyaluran Beras SPHP

Rizal membeberkan alasan penyaluran beras SPHP belum maksimal. Saat ini, Bulog disebut baru bisa menyalurkan 2.500 ton beras per hari.

Sementara itu, Menko Pangan Zulkifli Hasan alias Zulhas meminta agar Bulog bisa meningkatkan penyaluran beras SPHP hingga 10.000 ton per hari, sehingga bisa mencapai 300.000 ton per bulan.

Menurut Rizal, tantangan utama penyaluran beras SPHP disebabkan aplikasi. Banyak pengecer di pasar merupakan orang yang sudah renta, sehingga kesulitan mengadaptasi teknologi.

"Semua ini menggunakan aplikasi, kan tidak semuanya langsung bisa cepat, kan perlu sosialisasi, perlu teman-teman pengecer-pengecer yang di pasar itu kan rata-rata sudah sepuh-sepuh," jelas Rizal.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, Rizal memastikan pihak Bulog langsung turun tangan ke lapangan agar implementasi aplikasi SPHP bisa lebih masif.

"Kadang-kadang kita bantu lewat teman-teman cabang-cabang Bulog yang ada di wilayah. Kita bantu bagaimana supaya mereka bisa menggunakan aplikasi itu," terang Rizal.

Read Entire Article