Jakarta -
Banyak orang tua belum menyadari pentingnya memilih air minum dalam kemasan (AMDK) yang bebas BPA. Padahal, paparan zat kimia ini bisa memengaruhi pertumbuhan fisik maupun kognitif anak.
Spesialis anak, dr Nunki Andria Samudra, SpA, menjelaskan BPA (bisphenol A) merupakan bahan kimia industri yang umum dipakai pada plastik polikarbonat dan resin epoksi. Produk sehari-hari seperti botol minum, wadah makanan, mainan, hingga botol susu bayi seringkali mengandung BPA.
European Food Safety Authority (EFSA) pada 2023 menetapkan ambang batas paparan BPA yang jauh lebih ketat, yaitu hanya 0,2 nanogram per kilogram berat badan per hari. Angka ini 20 ribu kali lebih rendah dari batas sebelumnya. Di Amerika Serikat, Food and Drug Administration (FDA) bahkan sudah melarang penggunaan BPA pada botol bayi sejak 2012.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kenapa bahaya? Dia merupakan endocrine disruptor ya. Jadi meniru hormon dalam tubuh, dia bisa meniru hormon estrogen dalam tubuh," ucap dr Nunki saat berbincang dengan detikcom, Jumat (22/7/2025).
Paparan BPA sejak dini juga dikaitkan dengan gangguan otak, kecemasan, hiperaktivitas, gangguan konsentrasi, hingga pubertas dini. Risiko jangka panjangnya termasuk obesitas, diabetes, dan tekanan darah tinggi. Walau tidak menimbulkan gejala langsung, dampaknya bisa muncul beberapa tahun kemudian.
"Kemudian berhubungan sama penyakit kronis. Ada peningkatan risiko obesitas, diabetes, pertahanan darah tinggi. Jadi memang bisa mengganggu tumbuh kembangan," sambungnya.
Anak-anak Lebih Rentan Terpapar BPA
Lebih lanjut, dr Nunki menjelaskan anak-anak jauh lebih rentan terhadap paparan BPA dibanding orang dewasa. Hal ini dikarenakan tubuh mereka masih dalam tahap pertumbuhan, sehingga organ dan sistem tubuh belum matang sempurna.
Paparan pada anak juga cenderung lebih tinggi karena aktivitas sehari-hari yang sangat dekat dengan plastik. Mulai dari botol susu, botol minum, wadah makanan, mainan, hingga galon air minum sebagian besar terbuat dari bahan yang berpotensi mengandung BPA.
Selain dari berbagai produk plastik yang digunakan sehari-hari, paparan BPA pada anak juga bisa berasal dari galon dengan plastik jenis polikarbonat, yang berisiko melepaskan BPA ke dalam air minum. Karenanya, dr Nunki mengingatkan orang tua memilih produk, termasuk galon ulang yang bertuliskan BPA free.
Cara memilih Produk yang Aman dari BPA
Produk BPA free, lanjutnya, biasanya ditandai jelas pada kemasan atau badan produk. Untuk memastikannya, orang tua bisa mengecek kode plastik pada kemasan. Kode aman antara lain PET (1), HDPE (2), dan PP (5). Produk BPA free biasanya juga mencantumkan label khusus pada kemasannya.
"Botol susu, wadah makanan anak, mainan plastik atau botol galon yang di rumah juga. Kalau bisa kita pilih yang BPA free," pungkasnya.
Terkait wadah minum bebas BPA, salah satu solusi bagi masyarakat adalah penggunaan wadah atau galon yang 'BPA Free' seperti pada produk Le Minerale.
Sebagai solusi bagi masyarakat yang peduli kesehatan, Le Minerale menggunakan galon berbahan PET (polyethylene terephthalate) dengan kode plastik nomor 1 yang telah terbukti bebas dari BPA. Dengan kemasan tersebut, air Le Minerale tetap aman dan sehat untuk dikonsumsi setiap hari, termasuk bagi anak-anak dan ibu hamil.
(suc/suc)