Overthinking Lihat Informasi Demo? Ini Saran Ahli Jiwa Biar Nggak Anxiety

1 day ago 12
Jakarta -

Berbagai bentuk berita seputar kerusuhan, penjarahan, hingga kematian warga sipil belakangan mudah ditemui di media sosial. Tidak sedikit informasi yang beredar tersebut bernuansa negatif, sehingga dapat menimbulkan rasa tidak nyaman.

Saat paparan berita ini 'dikonsumsi' terus menerus, seseorang bisa mengalami satu gangguan cemas bernama anxiety atau ansietas. Lalu, bagaimana caranya terhindar dari kondisi ini?

Spesialis kedokteran jiwa dr Lahargo Kembaren, SpKJ mengatakan salah satu cara untuk menghindari gangguan cemas adalah memberikan jeda pada media sosial. Berikut tips yang diberikan dr Lahargo.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

1. Sadari Pola dan Pemicunya

Menurut dr Lahargo, seseorang harus bisa mengetahui kapan waktu saat dirinya melakukan scrolling media sosial berlebihan atau doom scrolling.

"Catat kapan kamu mulai doom scrolling, malam sebelum tidur atau saat bosan? Lalu, kenali jenis konten yang memicu emosimu (politik panas, gosip selebriti, atau berita bencana," kata dr Lahargo kepada detikcom, Rabu (3/9/2025).

"Ingat, kesadaran adalah langkah pertama untuk memutus kebiasaan (buruk)," sambungnya.

2. Atur 'Pasar Digital'

Biasanya, algoritma media sosial akan disesuaikan dengan konten-konten seperti yang disukai oleh pengguna. Menurut dr Lahargo, setiap orang punya kuasa untuk bisa mengatur algoritma mereka.

"Batasi waktu main medsos pakai timer (misalnya 15-20 menit per sesi). Pakai fitur mute, unfollow, atau block untuk akun yang bikin darah naik," kata dr Lahargo.

"Buat feed (aliran konten) jadi 'sehat'. Follow akun edukatif, inspiratif, atau yang bikin senyum," lanjutnya.

3. Terapkan Aturan 'Cek Fakta Dulu, Reaksi Belakangan'

dr Lahargo mengimbau kepada masyarakat untuk tidak langsung bereaksi terhadap konten-konten yang bertebaran saat ini. Pasalnya, reaksi yang gegabah bisa berdampak buruk terkait kesehatan mental.

"Jangan langsung terpancing judul clickbait. Baca dulu dan teliti sumbernya. Tunda komentar 10 detik, tarik napas. Emosi sering mereda sebelum jempol bergerak," katanya.

"Ingat! tidak semua yang viral itu benar, dan tidak semua yang benar perlu kamu komentari," tegasnya.

4. Buat Jeda Fisik

Meskipun susah, di momen-momen seperti ini memberi jarak fisik dengan gawai merupakan solusi efektif untuk meminimalisir rasa cemas.

"Letakkan ponsel jauh dari tempat tidur atau meja makan. Setiap kali muncul dorongan scroll, berdiri, ambil minum, atau peregangan sebentar. Pindahkan kebiasaan 'scroll malam' jadi 'baca buku ringan' atau dengar musik santai," tegasnya.

5. Isi Pikiran dengan Hal Positif

Menurut dr Lahargo, setiap orang memiliki kuasa penuh untuk melihat apapun yang ada di media sosial.

"Cari berita baik (good news), bukan hanya berita buruk. Praktikkan rasa syukur harian, tulis 3 hal kecil yang menyenangkan setiap hari," katanya.

"Lakukan aktivitas offline yang bikin hati senang: ngobrol dengan teman, berkebun, atau jalan santai," sambungnya.

6. Otak Butuh Damai

Platform digital menurut dr Lahargo dirancang untuk membuat seseorang betah atau 'tenggelam' di dalamnya. Padahal, hal ini bisa berdampak buruk bagi kesehatan mental jika dilakukan secara terus menerus.

"Jangan kasih makan algoritma dengan klik berlebihan pada konten provokatif. Kamu yang pegang kendali, bukan algoritma!" katanya.

Simak Video "Video Studi: Alasan Wanita di Indonesia Lebih Rawan Overthinking Dibanding Pria"
[Gambas:Video 20detik]
(dpy/kna)

Anxiety di Tengah Demo

5 Konten

Gangguan anxiety atau kegelisahan dapat muncul di tengah situasi chaos. Kalaupun tidak mengalami langsung, paparan informasi di media sosial bisa menjadi trigger.


Read Entire Article