Tren 'Slow Aging' Viral di Korsel, Warga Umur 30-40 Tahun Menolak Terlihat Tua

5 hours ago 1
Jakarta -

Belakangan, warga Korea Selatan yang berusia 30-40 tahun rutin melakukan perawatan kulit hingga berolahraga. Salah satunya dilakukan Kim Ji-Young yang berusia 40 tahun.

Ia rajin bangun pukul 5 pagi setiap hari untuk berlari. Kegiatan itu dilakukan sejak Januari 2025.

"Lari pagi adalah rutinitas yang sangat baik bagi saya. Aktivitas ini memberi saya energi sepanjang hari, dan menyadari kenapa tidak memulainya lebih awal," terangnya yang dikutip dari Korea Times, Selasa (26/8/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria itu sedang rutin berlatih untuk kegiatan lari 10 km yang dijadwalkan pada Oktober 2025. Kim merasakan banyak manfaat dari kegiatan tersebut.

"Ini bukan hanya tentang menurunkan berat badan, tetap gaya hidup yang saya inginkan. Rasa bangga yang luar biasa, secara mental, psikologis, dan fisik. Saya sangat merekomendasikannya," sambungnya.

Pria bernama Park Jin-wook, seorang desainer di sebuah perusahaan teknologi lokal, pun baru menyadari pentingnya merawat kulit. Ia tidak ingat kapan terakhir ia melakukan perawatan kulit, dengan face mist dan perawatan masker LED.

LED adalah perangkat semikonduktor yang memancarkan cahaya, saat arus listrik mengalir melewatinya.

"Dulu saya menganggap perawatan kulit itu dangkal dan bahkan agak memalukan, terutama bagi seorang pria. Sekarang, itulah cara saya menghilangkan stres," beber Park.

"Sekitar 5 atau 10 menit itu, pagi dan malam, adalah momen damai yang langka bagi saya. Itu seperti meditasi bagi saya," tambahnya.

Kim dan Park adalah orang-orang yang menggeluti tren kesehatan di Korea Selatan. Dengan menjaga kesehatan jangka panjang dan perawatan diri, tren ini umumnya disebut sebagai 'perlambat penuaan' atau 'slow aging'.

Tren ini juga terlihat di media sosial. Selama dua tahun terakhir, kata kunci terkait lari meningkat 4,5 kali lipat.

Kegiatan lari semakin populer di kalangan wanita, begitu pula perawatan kulit di kalangan pria. Dua tahun lalu, pria mendominasi 62 persen pelanggan di toko perlengkapan lari.

Tahun ini, perempuan mencapai 44 persen, yang secara signifikan mempersempit kesenjangan gender. Pelanggan untuk perawatan kulit juga menunjukkan peningkatan yang besar.

Terlihat adanya lonjakan pengeluaran sebesar 73,7 persen untuk perawatan kulit.

"Perawatan kulit dan lari memiliki kesamaan, ini tentang komitmen jangka panjang. Anda tidak langsung melihat hasilnya. Tapi itu pasti mengubah Anda menjadi lebih baik," kata Kim.

(sao/kna)


Read Entire Article