Warga Llandudno, Wales Utara, murka setelah salib batu bersejarah di bukit Great Orme dibongkar dan diubah menjadi Bintang Daud menjadi artikel terpopuler detiktravel. Diikuti Sin City sepi wisatawan dan hal-hal yang tidak sopan di mata pramugari menempati urutan kedua dan ketiga.
Llandudno, sebuah kota resor tepi laut yang menawan di wilayah Wales Utara, Inggris, adalah salah satu kota favorit wisatawan. Kota dengan dengan arsitektur bergaya Victoria dipadu dengan pemandangan pantai yang indah dinilai pas buat healing.
Terletak di semenanjung Creuddyn di Laut Irlandia, Llandudno dikenal sebagai "Ratu resor Wales" dan menawarkan pemandangan alam dari tanjung Great Orme dan Little Orme. Kota itu juga tidak berisik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Tanda Salib Hilang Diubah Jadi Bintang Daud
Tetapi, belakangan kota itu menjadi sorotan. Warga geram karena batu salib raksasa yang disusun dari batu-batu kecil puncak bukit Great Orme hilang. Salib itu berukuran 18 meter dan berusia 50 tahun.
Dikutip dari Daily Mail, bagi warga setempat, salib itu bukan salib biasa. Rupanya susunan batu salib itu dibongkar oleh sekelompok pemuda.
Melalui video CCTV, kelompok pemuda itu diyakini para Yahudi karena di beberapa di antaranya kippah atau penutup kepala Yahudi. Dalam sebuah rekaman yang beredar di media sosial, mereka menendang batu-batu yang membentuk salib.
Setelah itu, mereka terlihat menyusun batu-batu itu menjadi simbol agama lain: Bintang Daud, lambang yang identik dengan identitas Yahudi dan juga terdapat pada bendera Israel.
Warga menilai aksi itu sebagai tindakan memalukan dan tidak menghormati simbol Kristen yang sudah lama menjadi bagian lanskap bukit tersebut.
"Salib ini sudah ada di Orme selama bertahun-tahun..., tolong hormati agama apa pun," kata salah satu pengguna Facebook dalam kolom komentar.
"Saya tidak masalah jika orang lain melihat sebuah simbol dan terinspirasi untuk menambahkan simbol mereka sendiri, tetapi menghancurkan satu simbol untuk menambahkan simbol lain adalah tindakan yang sangat buruk," ujar yang lain.
2. Las Vegas Ditinggalkan Turis, Kota Penuh Dosa Itu Kini Sepi
Ilustrasi Las Vegas (AP/John Locher)
Dikutip dari Independent, disebut sebagai 'Sin City' atau kota judi, Las Vegas terkenal dengan hiburan kelas atas dan kasino 24 jam yang ikonik. Pada Juni 2025, kota itu mengalami penurunan turis sampai 11 persen dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2024, dengan angka 3,1 juta wisatawan saja.
Data dari Otoritas Konvensi dan Pengunjung Las Vegas lebih lanjut mengungkapkan penurunan 13 persen wisatawan internasional dan penurunan sekitar 15 persen dalam hunian hotel.
Wali Kota Shelley Berkley menyoroti penurunan drastis wisatawan dari Kanada, pasar internasional terbesar Nevada, dan menggambarkan arus wisatawan telah berkurang. Ia mencatat tren serupa dengan Meksiko.
"Kami memiliki sejumlah pemain besar yang datang dari Meksiko yang tidak begitu tertarik untuk datang saat ini. Dan itu tampaknya menjadi sikap yang berlaku secara internasional."
Ted Pappageorge, yang memimpin Serikat Pekerja Kuliner yang berpengaruh, menjuluki situasi ini sebagai "kemerosotan Trump".
Ia juga menyoroti penurunan kunjungan dari California Selatan, wilayah dengan populasi Latino yang substansial, yang menunjukkan bahwa kekhawatiran seputar penegakan hukum imigrasi pemerintah telah menghalangi perjalanan.
"Jika Anda memberi tahu seluruh dunia bahwa mereka tidak diterima, maka mereka tidak akan datang," kata Pappageorge.
3. Hal-hal yang Tak Disadari Penumpang, Ternyata Tidak Sopan di Mata Pramugari
Ilustrasi Las Vegas (Getty Images/iStockphoto/Svitlana Hulko)
Pramugari dan kreator media sosial, Yana Biryukova, membagikan video di Instagram dengan judul: "Etika pesawat yang sopan saat Anda menikmati layanan makanan", seperti dikutip dari Travel Nine.
Dalam video tersebut, ia mengatakan penumpang pesawat yang sopan adalah mereka yang memperhatikan saat pramugari menyajikan minuman atau makanan di barisan tersebut.
"Mereka melepas headphone, tidak mengunyah makanan, dan mereka tahu pesanan mereka tanpa membuat pramugari menunggu," ujarnya.
Yana juga menyampaikan bahwa menyediakan makanan dan minuman untuk semua orang di pesawat tepat waktu adalah tugas yang sangat berat.
"Pramugari butuh waktu lama untuk memberi makan 100-400 orang dalam 10 menit," tulisnya di keterangan video.
"Bersiap dan menyiapkan pesanan Anda sangat membantu prosesnya lebih lancar dan cepat," dia menambahkan.
Memasang earphone peredam bising juga menjadi salah satu cara membuat pramugari tersinggung. Yana meminta agar penumpang melepas earphone itu walaupun suara mereka mungkin masih terdengar.
Selain itu, berbicara dengan volume yang keras saat memberikan pesanan ke pramugari kepada awak kabin akan memudahkan mereka untuk mempercepat layanan. Pesawat cukup berisik saat jam layanan makanan tiba.
Hal lain yang membuat pramugari frustrasi adalah penumpang yang meminta makanan dan minuman di luar menu yang disediakan.
4. 2 Tahun Sepi Penumpang, Status Bandara Internasional Bakal Dicabut Menhub
Ilustrasi bandara (dok. InJourney Airports)
"Kita lihat dalam waktu dua tahun itu bagaimana traffic-nya di bandara-bandara internasional. Jika memang kondisinya sangat sepi, bisa saja ada opsi ditutup status internasionalnya. Itu adalah bagian dari evaluasi," ujar Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi dalam keterangannya, Selasa (19/8).
Dudy menegaskan setiap penetapan status bandara internasional akan memperhatikan aspek keselamatan penerbangan, kapasitas infrastruktur, kesiapan pelayanan, dan sinergi dengan pemerintah daerah serta instansi terkait.
Penetapan status internasional juga disertai dengan pengawasan, evaluasi berkala, dan kewajiban pemenuhan standar keselamatan, keamanan, dan pelayanan sesuai ketentuan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional/International Civil Aviation Organization (ICAO). Juga, ketersediaan fasilitas imigrasi, kepabeanan, dan kekarantinaan. Seperti diketahui jumlah bandara internasional di Indonesia diperbanyak jumlahnya hingga 40 bandara.
5. Tinggal 1 Surat Lagi, Bandara Husein Sastranegara Bakal Dibuka Kembali
Bandara Husein Sastranegara (Raisan Al Farisi/Antara)
Farhan menilai pembukaan kembali bandara Husein Sastranegara akan sangat efektif dalam mendorong perkembangan sektor pariwisata, khususnya di kawasan Bandung Raya.
"Mudah-mudahan sih, katanya tinggal menunggu satu surat saja. Tapi memang prosesnya kadang lama," kata Farhan di Bandung, seperti dikutip dari Antara, Jumat (21/8).
Farhan mengungkapkan sejak bandara Husein Sastranegara berhenti beroperasi untuk penerbangan reguler, jumlah wisatawan baik domes...