Berproduksi Selama 140 Tahun, Cap Meong Jadi Legenda Tauco Cianjur

15 hours ago 1
Jakarta -

Kelezatan tauco Cap Meong bertahan sejak 1880 hingga sekarang. Dirintis suami - istri asal Tionghoa, usaha ini dikelola generasi kelima.

Saat traveler pelesiran ke Cianjur, Jawa Barat tak afdol kiranya bila tak menjadikan tauco sebagai oleh-oleh. Sebab, di kota inilah bumbu masak berbahan dasar fermentasi kacang kedelai ini pertama kali diproduksi, yakni sejak 1880.

Tak heran bila pemerintah daerah setempat sampai membuatkan tugu khusus berupa empat botol tauco berukuran jumbo di persimpangan Jalan Dr Muwardi dan Jalan HOS Cokroaminoto.

Orang yang pertama kali memperkenalkan tauco adalah pasangan imigran asal tionghoa, Tan Kei Hian (Babah Tasma) dan Tjoa Kim Nio. Suami istri itu memulai usaha tauconya dari industri rumahan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nah, setelah masyarakat mulai menggemari, barulah produksi diperbanyak. Uniknya, Tan dan Tjoa membuat tauco dengan rasa berbeda. Kalau Babah Tasma rasa tauconya cenderung manis, Ny. Tasma lebih menyerap selera lokal, menyuguhkan rasa asin.

Cap Meong, legenda Tauco CianjuCap Meong, legenda Tauco Cianjur (Sudrajat/detikcom)

"Saat mereka bercerai, Babah Tasma memberi label produksi tauconya Cap Gedong, sedangkan Nyonya Tasma menggunakan Cap Meong," tutur Rachmat Fajar saat memandu 50 anggota Komunitas Japas (Jalan Pagi Sejarah) Bogor yang berkunjung ke toko tauco Cap Meong di Jalan HOS Cokroaminoto No 160 Cianjur, Rabu (20/8/2025).

Sejak bertahun lalu, Cap Gedong sudah jarang ditemui di pasaran. Mungkin sudah tak diproduksi lagi. Begitu juga dengan tauco merek lain seperti Biruang, Badak, dan Harimau. yang meredup sejak beroperasinya jalan tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang (Cipularang) pada 2005.

Bentuk bangunan toko Cap Meong tampak sederhana, khas rumah toko milik orang Tionghoa tempo dulu. Di depannya terpampang papan nama bertuliskan 'Tauco No. 1 buatan Nyonya Tasma Cap Meong'. Penggunaan kata dan gambar Meong menurut cerita turun-temurun warga sekitar, kata Fajar, karena pada suatu hari di kediaman Babah dan Nyonya Tasma terdapat bekas tapak hewan tersebut.

"Meong itu sebetulnya bukan kucing, dia ukurannya lebih besar tapi juga tidak sebesar macan atau harimau," kata Fajar yang merupakan cucu buyut Bupati Cianjur ke-10, RA Aria Prawiradiredja.

Cap Meong, legenda Tauco CianjuCap Meong, legenda Tauco Cianjur (Sudrajat/detikcom)

Terkait asal usul tauco di Nusantara, Darma Ismayanto menuliskannya dalam Majalah Historia No. 11 Tahun I yang terbit pada 2013. Ia antara lain merujuk 'History of Miso and Soybean Chiang' karya William Shurtleff and Akiko Aoyagi. Di Nusantara, referensi pertama mengenai tauco dapat dirunut dari tulisan seorang ilmuwan Belanda, Prinsen Geerligs pada 1895-1896. Geerligs menyebutnya tao tsioe dalam artikel Belanda pada 1895 dan tao tjiung dalam artikel Jermannya pada 1896.

Dalam tulisannya, Shurtleff and Aoyagi juga mengatakan kalau tauco masih berhubungan dengan jiang, bumbu masak asal Tiongkok. Diperkirakan berasal sebelum Dinasti Chou (722-481 SM), jiang diklaim sebagai bumbu tertua yang diketahui manusia. Awalnya dikembangkan sebagai cara melestarikan makanan kaya protein hewani untuk digunakan sebagai bumbu.

Dari situ, bangsa-bangsa Asia Timur juga menemukan bahwa ketika seafoods dan daging (kemudian kedelai) yang asin atau direndam dalam campuran garam dan anggur beras (atau air), protein mereka dipecah oleh enzim menjadi asam amino, yang pada gilirannya dapat merangsang selera makan manusia, serta dapat digunakan sebagai penambah rasa makanan lain.

Cap Meong, legenda Tauco CianjuCap Meong, legenda Tauco Cianjur (Sudrajat/detikcom)

Saat ini manajemen pengelolaan tauco Cap Meong sudah oleh generasi kelima. Namanya Stefany Tasma, putri Harun Tasma (generasi keempat) yang lebih banyak tinggal di Tangerang. "Tapi dia lebih sering tinggal di Tangerang," kata Abdul Raup, yang mengaku telah 35 tahun bekerja di Nyonya Tasma.

Sebagai generasi penerus berlatar pendidikan manajemen perguruan tinggi, Stefany disebut memberikan sentuhan kekinian dalam pemasaran, seperti kemasan yang berwarna, desain label yang lebih modern, diversifikasi produk olahan berbahan tauco, membuka outlet baru yang lebih luas dan strategis di Gn Lanjung Km 5, Cugenang, memperkenalkan sistem penjualan online, hingga mempromosikan seluk belum tauco lewat media sosial seperti Instagram.

Simak Video "Gadis Cianjur Diperkosa 12 Pria Selama 4 Hari"
[Gambas:Video 20detik]
(jat/fem)


Read Entire Article