Masjid Agung Isfahan di Iran.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebudayaan Persia turut mengisi khazanah peradaban Islam sejak pertengahan abad ketujuh Masehi. Salah satu karya monumental dari sana adalah Masjid Agung Isfahan. Bangunan yang juga disebut Masjid Jumat ini berdiri sejak tahun 771 M. Luas kompleksnya mencapai 20 ribu meter persegi.
Penyempurnaan bangunan Masjid Agung Isfahan terjadi berangsur-angsur hingga abad ke-20 M. Sejak 2012 lalu, UNESCO telah mengakui situs Alun-alun Besar Isfahan, yang di dalamnya terdapat masjid tersebut, sebagai situs warisan peradaban dunia. Memang, Kota Isfahan sendiri begitu kaya akan peninggalan bersejarah sejak era sebelum Masehi.
Hingga kini, Masjid Agung Isfahan dianggap sebagai masjid tertua di Iran. Secara signifikan, pembangunannya bermula pada masa Kekhalifahan Bani Umayyah, yang berpusat di Damaskus. Masjid ini memiliki empat gerbang raksasa (iwan) yang menghubungkan bagian dalamnya dengan lapangan luar.
Bentuk iwan merupakan khas kebudayaan Persia, yang dapat dilacak awal mulanya hingga era Kekaisaran Sasania. Adapun iwan yang menjadi mihrab di Masjid Agung Isfahan, dihiasi dengan ukiran muqarna dari abad ke-13.
Bentuknya mirip stalaktit, tetapi juga menyerupai dedaunan yang mengembang. Muqarna ini mengisi rongga bagian dalam lengkung iwan.
Dinasti Seljuk menjadikan Isfahan sebagai ibu kota pada abadke-11. Kesultanan ini kemudian memperbaiki Masjid Agung Isfahan yang sempat hancur pada 1120 akibat kebakaran hebat. Restorasi masjid ini berlangsung dalam masa pemerintahan Sultan Il Khanid, Timurid, Safavid, dan Qajar. Barulah ketika Sultan Malik Shah I berkuasa, Masjid Agung Isfahan memiliki bentuk seperti yang dikenal sekarang. Sejak saat itu, masjid ini menjadi cikal bakal gaya arsitektur Persia Islam yang bercirikan empat iwan besar yang mengelilingi lapangan luas di bagian dalam bangunan.
Bagian lapang itu agaknya berfungsi sebagai tempat pengunjung merasakan keleluasaan di tengah hiruk pikuk perkotaan. Pengunjung dapat menikmati udara terbuka tetapi dengan suasana yang tenang. Bila dilihat dari atas, penampakan Masjid Agung Isfahan mirip dengan Masjid al-Haram. Bedanya, kolam air mancur menjadi pusat tanah lapang di bagian dalam masjid.