Belakangan tes DNA (Deoxyribo Nucleic Acid) menjadi perbincangan hangat setelah Ridwan Kamil dan Lisa Mariana menjalani tes paternitas untuk mengetahui hubungan biologis eks gubernur Jawa Barat tersebut dengan anak berinisial CA.
Tes DNA sendiri tidak hanya bisa dilakukan untuk mengungkap hubungan biologis antara anak dan orang tua. Lebih dari itu, tes yang melibatkan materi genetik ini juga bisa diaplikasikan untuk kebutuhan lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fungsi Tes DNA
Beberapa fungsi tes DNA terangkup sebagai berikut:
1. Tes Paternitas
Tes ini merupakan analisis ilmiah untuk menentukan hubungan biologis antara seorang ayah dan anak. Tes ini menggunakan DNA (materi genetik) untuk membandingkan profil genetik anak dan ayah yang diduga, guna memastikan apakah pria tersebut adalah ayah biologis anak tersebut.
Spesialis forensik dan medikolegal Dr dr Ade Firmansyah Sugiharto, SpFM, Subsp FK(K) mengatakan tes ini biasanya memeriksa minimal 20 lokus atau 'alamat' gen.
"Secara biologis DNA anak itu diturunkan dari ayah dan ibunya. Sel sperma ayah itu membawa setengah profil DNA si ayah, dan sel telur ibu membawa setengah profil DNA ibu," kata dr Ade kepada detikcom, Kamis (21/8/2025).
"Dikatakan tidak cocok (non-identik) minimal 2 lokus. Jika ada 2 lokus yang tidak cocok, tidak identik dengan profil salah satu, misal ayah atau ibu maka dikatakan tidak cocok atau tidak identik," lanjutnya.
2. Tes DNA Forensik
Ini merupakan analisis materi genetik Deoxyribo Nucleic Acid (DNA) dari sampel biologis yang ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP) untuk membantu dalam penyelidikan kriminal, seperti mengidentifikasi pelaku, korban, atau mengaitkan barang bukti dengan seseorang.
"Kami ambil sampel DNA-nya, kita bandingkan dengan data ante mortem. Atau kami menggunakan DNA di TKP, kami menemukan ada material biologis di sana, misal bercak darah atau sidik jari itu kami ambil dan kami profile hingga ketemu profile DNA-nya," kata dr Ade.
"Nah, profile DNA-nya ini yang kemudian kami cocokkan dengan apakah itu korban apakah ada kemungkinan pelaku," sambungnya.
3. Tes Risiko Penyakit
Tes ini dilakukan untuk menganalisis DNA seseorang guna mengidentifikasi potensi risiko terkena penyakit tertentu. Tes ini dapat membantu dalam deteksi dini, pencegahan, dan penanganan penyakit yang mungkin diturunkan secara genetik atau terkait dengan variasi genetik.
"Teknologi di Indonesia sudah bisa mendapatkan seluruh DNA atau whole genome sequencing (WGS), kami bisa mendapatkan gambaran seluruh DNA dari ujung ke ujung," kata dr Ade.
"Dari penelitian-penelitian kedokteran memang kita bisa dapatkan nih, di titik-titik tertentu itu menyajikan gen misalnya untuk risiko penyakit tertentu. Seperti darah tinggi, serangan jantung, itu bisa didapatkan," lanjutnya.
4. Tes Prenatal
Ini merupakan serangkaian pemeriksaan yang dilakukan selama kehamilan untuk memeriksa kesehatan ibu dan bayi, serta mendeteksi potensi kelainan pada janin.
5. Tes Farmakogenomik
Farmakogenomik adalah jenis tes yang mencari perubahan dalam susunan genetik yang dapat memengaruhi cara tubuh memproses obat-obatan tertentu. Tes ini menentukan apakah suatu obat akan efektif untuk seseorang atau tidak.
Harga Tes DNA
Seseorang yang ingin menjalani salah satu prosedur tes DNA di atas, umumnya harus merogoh kocek cukup dalam. Sebagai contoh, tes DNA paternitas ada di kisaran belasan juta untuk satu sampel.
"Rp 10-15 juta per sampel," kata dr Ade, saat dihubungi detikcom, Kamis (21/8/2025).
Biasanya, untuk tes paternitas ini dibutuhkan dua sampel, yakni dari anak dan terduga bapak biologis.
"Kecuali misalnya pada beberapa kasus seperti anak tertukar, maka diambil sampel tertukar ayah, tertukar ibu, dan tertukar anak," katanya.
Dan untuk kasus-kasus yang sifatnya kepentingan kepolisian, menurut dr Ade tes-tes tersebut tidak dikenakan biaya. Sama seperti apa yang dijalani Ridwan Kamil dan Lisa Mariana.
Identik dan Non-identik di Tes DNA Paternitas
Jika mengambil contoh kasus Ridwan Kamil dan Lisa Mariana yang hasilnya negatif atau non-identik, dr Ade menegaskan bahwa dokter berarti menemukan adanya ketidakcocokan gen pada lokus-lokus yang diperiksa.
"Setengah DNA-nya anak itu kan disumbangkan oleh ayah, dan setengahnya lagi oleh ibunya," katanya.
"Dikatakan tidak cocok (non-identik) minimal 2 lokus. Jika ada 2 lokus yang tidak cocok, tidak identik dengan profil salah satu, misal ayah atau ibu maka dikatakan tidak cocok atau tidak identik," sambungnya.
Untuk keperluan pemeriksaan, biasanya dokter akan memeriksa minimal 20 lokus atau lokasi spesifik pada kromosom tempat gen atau penanda genetik lainnya berada.
"Tapi ada yang 23, ada juga laboratorium yang bisa 26 lokus. Minimal tapi 20 lokus. Setiap satu lokus itu gennya berpasangan, separuh punya bapaknya, separuh ibunya," tutupnya.
Simak Video "Video: Tes DNA Digunakan untuk Ketahui Minat-Bakat Siswa Sekolah Rakyat"
[Gambas:Video 20detik]
(dpy/up)
Fakta-fakta Tes DNA
9 Konten
Tes DNA tengah jadi perbincangan setelah dijalani Ridwan Kamil dan Lisa Mariana. Sebenarnya, metode ini bukan cuma untuk mengungkap hubungan biologis lho. Forensik hingga farmakogenomik juga menggunakannya.