Persiapan dan Jenis Tes Buta Warna yang Umum

17 hours ago 2

Jakarta -

Tes buta warna adalah metode yang digunakan oleh penyedia layanan kesehatan mata untuk memeriksa penglihatan warna. Tes buta warna bersifat non-invasif, tidak menyakitkan, dan biasanya hanya membutuhkan waktu beberapa menit.

Tes ini dilakukan di klinik penyedia layanan kesehatan mata saat pemeriksaan dan juga di banyak sekolah. Dikutip dari Cleveland Clinic, jika seseorang mengidap buta warna atau defisiensi penglihatan warna, hal ini tidak dapat melihat warna dengan cara yang normal.

Ada banyak jenis buta warna. Jenis-jenis ini meliputi merah-hijau (paling umum), biru-kuning, dan beberapa lainnya. Selain itu, buta warna dapat diturunkan (akibat mutasi genetik ) atau didapat (akibat kondisi medis atau alasan lain). Pada kebanyakan orang, buta warna bersifat genetik.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gangguan penglihatan warna jarang membuat pegidapnya benar-benar tidak bisa melihat warna sama sekali, kondisi yang dikenal sebagai akromatopsia. Umumnya, gangguan ini terjadi karena sel mata bernama kerucut (cones) kurang sensitif terhadap panjang gelombang atau jenis cahaya tertentu.

Akibatnya, sebagian warna tidak terlihat atau tampak berbeda dibandingkan dengan penglihatan warna normal. Tingkat keparahan buta warna bervariasi, mulai dari ringan hingga berat, dan dapat tidak berdampak sama sekali atau justru memengaruhi kualitas hidup secara signifikan.

Seseorang mungkin tidak menyadari memiliki gangguan penglihatan warna hingga menjalani pemeriksaan. Hal ini karena sudah terbiasa melihat warna dengan cara tertentu dan tidak memiliki pembanding.

Ada banyak jenis tes untuk memeriksa buta warna, dan masing-masing bekerja dengan cara yang sedikit berbeda. Banyak tes tersedia secara daring dan dapat menjadi langkah awal jika ada kekhawatiran terkait penglihatan warna.

Namun, untuk mendapatkan hasil paling akurat, penting berkonsultasi dengan tenaga kesehatan mata. Seorang optometris atau dokter mata akan melakukan pemeriksaan mata menyeluruh, termasuk tes penglihatan warna. Tenaga medis tersebut juga akan membahas hasil pemeriksaan dan membantu menjelaskan maknanya.

Siapa yang Perlu Menjalani Tes Buta Warna?

Seseorang mungkin mendapat manfaat dari pengujian penglihatan warna jika:

  • Sulit membedakan warna atau corak.
  • Merasa bingung saat memilih atau berbicara tentang warna dengan orang lain yang tampaknya melihat warna secara berbeda.
  • Ingin mengejar karier yang memerlukan penglihatan warna penuh, misalnya pilot, desain grafis, atau perancang busana.

Tes Apa yang Dilakukan untuk Buta Warna?

Sebagian besar tes hanya memakan waktu beberapa menit, namun tes yang lebih kompleks bisa memakan waktu hingga 20 menit dan umumnya dilakukan pada kasus khusus. Semua tes ini bersifat non-invasif, tidak menimbulkan rasa sakit maupun ketidaknyamanan. Tes biasanya melibatkan pengamatan terhadap gambar cetak atau layar komputer, lalu mengidentifikasi apa yang terlihat.

Tes Lempeng Warna (Pseudoisochromatic Plates Test)

Pada tes ini, seseorang diminta membedakan angka atau simbol dari latar belakangnya. Gambar dan latar belakang tersusun dari lingkaran atau titik-titik kecil. Kemampuan mengenali warna atau gradasi tertentu sangat penting untuk memisahkan angka atau simbol dari detail latar belakang.

1. Ishihara Test

Tes yang paling sering digunakan oleh tenaga medis mata, terutama untuk orang dewasa. Seseorang diperlihatkan 8 hingga 38 lempeng, masing-masing berisi angka atau simbol berbeda. Nantinya seseorang tersebut akan menyebutkan apa yang terlihat. Hasilnya dapat menunjukkan adanya buta warna merah-hijau, tetapi tidak mendeteksi buta warna biru-kuning.

2. Richmond Hardy-Rand-Rittler Test (HRR)

Tes ini memeriksa buta warna merah-hijau dan biru-kuning, serta menentukan tingkat keparahan kondisi (ringan, sedang, atau berat). Seseorang akan melihat 24 lempeng yang masing-masing berisi satu atau dua simbol (misalnya tanda silang, lingkaran, atau segitiga), serta menyebutkan simbol yang terlihat dan posisinya pada lempeng.

3. Cambridge Color Test

Tes berbasis komputer ini memeriksa buta warna merah-hijau dan biru-kuning. Seseorang akan melihat berbagai lempeng berisi huruf 'C' dan diminta menunjukkan arah celah pada huruf tersebut (atas, bawah, kiri, atau kanan).

4. Color Vision Testing Made Easy (CVTME)

Tes ini digunakan untuk memeriksa buta warna merah-hijau pada anak usia 3-6 tahun. Anak akan melihat 12 lempeng dan mengidentifikasi gambar yang terlihat. Sembilan lempeng pertama berisi gambar sederhana seperti lingkaran, persegi, atau bintang. Tiga lempeng terakhir berisi gambar yang lebih kompleks, seperti rumah, perahu, atau anjing.

5. Neitz Test of Color Vision

Tes ini juga cocok untuk anak-anak dan memeriksa buta warna merah-hijau serta biru-kuning. Anak akan melihat sembilan kotak, masing-masing berisi simbol (belah ketupat, persegi, segitiga, lingkaran) atau tanpa simbol.

Anak menyebutkan simbol yang terlihat di setiap kotak. Untuk hasil yang akurat, biasanya tes dilakukan dua kali berturut-turut.

Ordering Test

Tes pengurutan (ordering test) dilakukan dengan menyusun objek sesuai urutan warna dan gradasinya. Tes ini biasanya menggunakan serangkaian kartu dengan warna berbeda.

1. Farnsworth-Munsell 100-Hue

Tes ini memeriksa buta warna merah-hijau dan biru-kuning, sekaligus mengukur kemampuan membedakan perbedaan warna. Tes ini menggunakan 85 kartu yang dibagi menjadi empat kelompok, kemudian disusun sesuai warna dan gradasinya. Tes ini sangat membantu untuk mendiagnosis buta warna yang diperoleh akibat kondisi tertentu.

2. Farnsworth-Munsell D-15

Tes ini merupakan versi singkat dari tes 100-Hue, hanya menggunakan 15 kartu dari total 85. Tes ini mungkin tidak dapat mendeteksi kasus buta warna yang sangat ringan.

3. Lanthony Desaturated D-15

Tes ini mirip dengan tes Farnsworth-Munsell D-15, namun menggunakan warna yang lebih pucat dengan perbedaan gradasi yang lebih halus. Tes ini sering digunakan sebagai tindak lanjut pemeriksaan.

Comparison Test

Tes perbandingan (comparison test) biasanya menggunakan alat bernama anomaloscope. Metode ini dianggap sebagai standar emas untuk mendiagnosis buta warna merah-hijau dan umumnya digunakan dalam penelitian tentang penglihatan warna.

Tes ini dapat menunjukkan jenis spesifik buta warna merah-hijau serta tingkat keparahannya.

Pada tes ini, seseorang melihat ke dalam alat yang menyerupai mikroskop. Tampilan berbentuk lingkaran terbagi menjadi dua bagian, atas dan bawah, masing-masing dengan warna berbeda. Warna bagian atas tetap, sementara warna bagian bawah diubah menggunakan kenop hingga terlihat sama.

Proses ini diulang pada beberapa lingkaran. Pengidap buta warna merah-hijau akan menganggap beberapa warna terlihat mirip, padahal sebenarnya berbeda.

Apa yang Perlu Dipersiapkan?

Tidak ada yang perlu dipersiapkan sebelum tes penglihatan warna. Namun, ada baiknya untuk memberi tahu penyedia layanan kesehatan tentang:

  • Kesulitan apa pun yang dialami dengan warna.
  • Siapa pun di keluarga biologis yang memiliki buta warna.

(suc/suc)

Read Entire Article