
Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman membeberkan strategi yang dilakukan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mencapai Cadangan Beras Pemerintah (CBP) pada angka 4 juta ton dan tertinggi pertama setelah tahun 1969.
Berdasarkan data Kementan per Jumat (30/5) pukul 12.00 WIB, CBP yang dikantongi Bulog adalah sebanyak 4.001.059 ton dengan penyerapan tahun ini sebanyak 2.407.257 ton.
Sehingga serapan Bulog sebanyak 2,40 juta ton ini menempati 80,26 persen dari target penyerapan Bulog 3 juta ton sepanjang Januari-April 2025.
Amran menuturkan salah satu strategi yang dilakukan Kementan untuk mencapai CBP 4 juta ton adalah penyederhanaan regulasi.
“Ini pupuk yang dulu muter, 145 regulasi mengikat, sekarang menjadi Rp31,000 aja. Bayangkan dulu, 12 Menteri, Gubernur 38, Bupati 500 dengan Walikota tandatangan, baru bisa petani terima pupuk. Sekarang, dari Menteri, pabrik, ke petani selesai,” kata Amran kepada awak media dalam gelaran tasyakuran Cadangan Beras Pemerintah (CBP) 4 juta ton di kediamannya di Jakarta Selatan, Jumat (30/5).
Menurut dia, kebijakan yang efisien bisa mendorong produksi beras lebih baik dari sebelumnya. Amran yakin produksi tahun depan bisa lebih banyak dari tahun ini.
Sebab hasil produksi tahun depan merupakan hasil kinerja Kementan tahun ini. Sementara pada tahun ini, Amran mengeklaim telah meneken sederet kebijakan yang bisa menaikkan produksi padi, seperti irigasi, pompanisasi hingga optimalisasi lahan.
“Regulasi kita sempurnakan, refocusing anggaran, efisiensi, kemudian masuk kepada irigasi, benih unggul, alat mesin pertanian, optimalisasi lahan, itu yang terutama pompanisasi. Nah ini kebijakannya semua yang membuat faktor produksi beras 2025. Irigasi nomor satu, karena benih kita tangani, regulasi kita tangani, sudah selesai,” jelas Amran.