
KMP Tunu Pratama Jaya akhirnya ditemukan. Badan kapal terlihat dalam kondisi terbalik di kedalaman sekitar 49 meter di perairan Selat Bali.
Kapal ini tenggelam pada 2 Juli 2025. Beberapa hari kemudian, TNI AL mengerahkan KRI Spica-934 untuk membantu menemukan kapal yang membawa 65 penumpang dan kru itu.
KRI Spica memang selalu dilibatkan dalam misi pencarian bawah air. Ini memang bukan kapal selam, tapi kecanggihan yang tersemat di dalamnya, membuat KRI Spica sangat diandalkan sebagai 'mata bawah air' TNI AL.
KRI Spica yang bertugas di Pushidrosal itu meluncur dari tempat pembuatannya, di Les Sables-d'Olonne, Prancis pada 3 Agustus 2015. Kapal dengan panjang 60 meter itu dibekali dengan dua mesin diesel 8V 4000 M53 untuk dua propeller.
Ini memungkinkan kapal bergerak dengan kecepatan 14 knot dengan daya jelajah 4.400 nautical mile pada kecepatan 12 knots. Kapal ini mampu menghadapi gelombang laut sampai level sea state six dengan waktu berlayar sampai 20 hari.

Kapal hidro oseanografi ini mampu membawa 30 awak dan 16 personel tambahan.
Inilah kemampuan utama KRI Spica dalam hal pencarian bawah laut. Ada perangkat single beam echo sounder jenis Kongsberg’s EA600 dan multibeam systems EM2040 dan EM302.
Lebih canggih lagi, setiap OSV dibekali Autonomous Underwater Vehicle (AUV) tipe Kongsberg Maritime’s Hugin 1000. Perangkat yang kerap disebut ROV (remotely operated vehicle) ini sanggup mengemban misi survei bawah air hingga kedalaman 1.000 meter.
Inilah yang memudahkan Tim SAR dalam mencari objek yang dicari, seperti KMP Tunu Pratama Jaya.

Meski berstatus sebagai kapal survei, KRI Spica dibekali dengan sejumlah persenjataan, seperti meriam PSU Rheinmetall kaliber 20 mm pada haluan, serta dua pucuk SMB (senapan mesin berat) M2HB kaliber 12,7 mm di geladak buritan.
KRI Spica bukan pertama kali bertugas mencari benda di bawah air. Sebelumnya, KRI Spica pernah dilibatkan dalam pencarian Lion Air JT 610 yang jatuh di perairan Karawang.
"Benar KRI Spica telah menemukan KMP Tunu Pratama Jaya. Tanggal 12 Juli 2025, pukul 11.41 WIB Tim Penyelam (Dislambair dan Kopaska) dan KRI Spica-934 melaksanakan visualisasi terhadap objek Ref No. 8 dengam kamera bawah laut," kata Kadispenal Laksma Tunggul saat dikonfirmasi, Minggu (13/7).
"Tim berhasil mendapatkan video dan foto KMP Tunu Pratama yang duduk di dasar laut dalam posisi terbalik (bentuk blambung, rampa, nama kapal sesuai KMP Tunu Pratama Jaya)," tambah dia.

KMP Tunu Pratama Jaya membawa 65 penumpang (12 kru dan 53 penumpang) saat tenggelam. Dari proses pencarian dimulai hingga saat ini, ada 30 korban selamat, 17 orang meninggal dunia. Artinya ada 47 orang yang sudah ditemukan.
Dengan begitu, ada 18 orang yang masih belum ditemukan. Tim SAR memutuskan melanjutkan pencarian hingga Senin (14/7).