
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyepakati beberapa kerja sama dengan para pengusaha asal China. Beberapa aspek kerja sama yang disepakati adalah kerja sama terkait transportasi sampai Makan Bergizi Gratis (MBG).
Ketua Umum Kadin Indonesia Anindya Bakrie menjelaskan langkah ini menjadi keterlibatan sektor usaha karena kerja sama yang disepakati merupakan kerja sama Business to Business (B to B).
“Karena walaupun kita tentunya mengerti kita di dunia usaha bukan di pemerintahan, tapi secara G to G apa pun yang didiskusikan dan diputuskan tentu dampaknya akan kepada dunia usaha yang dampaknya kepada masyarakat luas,” kata Anindya di Istana Negara, Jakarta Pusat pada Minggu (25/5).
Anindya juga mengungkapkan kerja sama antara Kadin Indonesia dengan sektor usaha China tak hanya di bidang transportasi, melainkan beberapa bidang lain termasuk hilirisasi sampai pendidikan.
“Kita ingat, satu dari sisi transportasi dan infrastruktur. Itu dibahas benar-benar, yang kedua, dari sisi hilirisasi energi. Lalu yang ketiga, dari sisi tentunya ini baterai, Electric Vehicle. Lalu yang keempat, kita lihat juga dari sisi kesehatan, yang kelima dari sisi AI dan robotik, yang keenam, pendidikan dan masih ada dua lagi,” ujarnya.
Untuk kerja sama MBG, Anin menjelaskan program ini diminati pengusaha China karena dipandang sebagai investasi jangka panjang. MBG juga dipandang bisa mendorong industrialisasi atau modernisasi agriculture.
“Bisa bayangkan ada 80 juta telur, 80 juta paha ayam, dan belum lagi karbohidratnya, dan lain-lain. Jadi contohnya yang saya lihat ialah mereka banyak sekali ingin berpartisipasi, ada yang ingin di CSR-nya saja,” kata Anindya.
Terkait ini, Kadin Indonesia juga memiliki program MBG Gotong Royong di mana para investor bisa berinvestasi secara ‘paketan’ di program ini.
“Nah, ini lagi dibentuk sama tim Kadin, sebelum 17 Agustus sudah ada maketnya. Kadin berupaya kalau bisa, ingin sekali sampai 1.000. Tapi mulai dengan tentunya pilot project-nya dulu,” ujarnya.