Hasil Survei: Rumor Gempa Besar Bikin Turis Batalkan Liburan ke Jepang

10 hours ago 2

Tokyo -

Rumor gempa bumi besar di Jepang pada Juli 2025 dan beredar luas di media sosial berdampak signifikan kepada kunjungan wisatawan ke negeri sakura. Akibat isu tersebut, jumlah kunjungan dari China dan Hong Kong turun drastis.

Mengutip Nippon.com, Rabu (27/8/2025) temuan tersebut terungkap dalam survei yang dilakukan oleh aplikasi dukungan belanja Payke, yang banyak digunakan oleh wisatawan asing di Jepang.

Survei itu dilakukan untuk mengetahui dampak dari rumor soal gempa bumi yang disebut-sebut akan terjadi pada 5 Juli 2025. Dari total 5.000 responden, sebanyak 93% mengaku telah mendengar rumor tersebut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari 3.394 orang yang awalnya berencana berlibur ke Jepang pada bulan Juli dan Agustus, tercatat 1,5% memilih membatalkan perjalanan, sementara 9,5% lainnya memutuskan menunda kunjungan. Artinya, 11% responden terdampak langsung oleh kabar bohong tersebut.

Persentase pembatalan liburan akibat rumor gempa di Jepang pada Juli 2025 dibuat oleh PykeHasil survei kunjungan wisatawan oleh aplikasi dukungan belanja Payke (Tangkapan layar).

Rumor itu santer menyebar di Hong Kong, sehingga angka pembatalan dan penundaan dari wilayah tersebut mencapai dua kali lipat dibanding rata-rata. Tercatat 3,9% membatalkan perjalanan dan 16,8% menundanya. Bahkan, hal ini sampai berdampak pada penurunan jumlah penerbangan dari Hong Kong ke Jepang.

Sebanyak 50% responden mengaku mendapat peringatan dari teman atau anggota keluarga agar tidak pergi ke Jepang akibat rumor tersebut. Persentase tersebut melonjak tinggi di Korea Selatan (76,5%) dan Hong Kong (67,5%), menandakan kekhawatiran masyarakat di dua negara itu diperparah oleh pengaruh lingkungan sekitar.

Persentase pembatalan liburan akibat rumor gempa di Jepang pada Juli 2025 dibuat oleh PykeSurvei kunjungan wisatawan oleh aplikasi dukungan belanja Payke (Tangkapan layar).

Survei juga mengungkap dari mana para wisatawan pertama kali mendengar isu gempa besar itu. Mayoritas atau 56,8% mengatakan mereka melihatnya dari artikel berita atau laporan media. Sumber lainnya termasuk video YouTube (40,8%), Instagram (31,1%), dan Facebook (28,2%).

Menariknya, hanya 9% responden mengetahui rumor itu berasal dari manga yang menggambarkan mimpi bersifat kenabian. Namun, karena kabar ini juga dilaporkan oleh media arus utama, banyak wisatawan yang menganggapnya sebagai ancaman serius.

Dari 374 orang yang memutuskan untuk menunda atau membatalkan perjalanan ke Jepang, sebanyak 94,1% masih menyatakan keinginan untuk berkunjung di masa depan. Bahkan, 60% di antaranya berharap bisa datang kembali pada tahun 2025.

"Dampak rumor tersebut tampaknya terbatas durasinya, dengan kemungkinan kecil penurunan jumlah wisatawan dalam jangka panjang," ujar perwakilan dari Pyke.


(upd/fem)

Read Entire Article