
SANGIHE - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSD) Sulawesi Utara (Sulut) masih menemukan jejak kehidupan satwa Maleo Gosong di pulau Para Lelle, Kecamatan Tatoareng, Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulut. Hewan ini diminta untuk dilindungi sebagai hewan khas di daerah itu.
Kepala Seksi Konservasi Kantor BKSDA Wilayah Satu, Hendrieks Rundengan, menyebutkan jika perlindungan satwa tersebut utamanya perlu dibangun dari level masyarakat desa.
“Kesadaran masyarakat yang terutama diperkuat. Untuk itu baiknya ada Peraturan Desa yang mengakomodir tentang perlindungan satwa ini dan juga lingkungannya,” ujar Hendrieks.
Ia menilai, kehadiran Maleo Gosong tersebut bukan hanya menunjukkan kekayaan alam yang ada di Sangihe, tetapi besarnya manfaat yang dapat diperoleh.

Dijelaskan, Pemerintah Desa yang saat ini sedang mengembangkan Desa Wisata bisa menjadikan kehadiran Maleo Gosong sebagai salah satu pilihan dalam paket kunjungan.
“Jadi dalam konservasi itu, ada juga poin pemanfaatan, tetapi bukan dalam artian untuk diambil telurnya, melainkan bisa saja dijadikan sebagai paket wisata untuk warga yang ingin melihat satwa tersebut,” katanya.
Hal tersebut menurut Hendrieks akan menjadi daya tarik yang tidak dimiliki di daerah lain, sehingga bila dikelola dengan baik akan memberikan dampak besar bagi masyarakat.
"Satwa khas seperti ini perlu dilestarikan karena bisa juga jadi daya tarik wisata terutama para wisatawan mancanegara. Jadi ini nilainya sangat baik," katanya kembali.