AS Minta Akses Mineral Kritis RI, Bahlil Pastikan Tak Ada Perlakuan Khusus

12 hours ago 4
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan keterangan terkait izin tambang nikel Kepulauan Raja Ampat di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa (10/6/2025). Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memastikan tidak akan memberikan perlakuan khusus kepada Amerika Serikat (AS) terkait kerja sama mineral kritis. Hal ini seiring dengan hasil negosiasi penerapan tarif impor resiprokal, AS ingin mendapatkan akses penuh sumber daya mineral kritis dari Indonesia. Indonesia akhirnya mendapatkan tarif yang lebih rendah, 19 persen.

Bahlil mengatakan, Indonesia tetap akan mengutamakan hilirisasi mineral. Program ini secara merata diterapkan ke seluruh negara tanpa terkecuali.

"Mau China, mau Jepang, mau Amerika, mau Eropa, semuanya sama. Kita akan mengurus mereka, kita akan memberikan kesempatan yang sama. Jadi enggak ada perlakuan khusus," katanya usai konferensi pers kinerja sektor ESDM semester I 2025, dikutip Selasa (12/8).

Adapun terkait kerja sama investasi AS di pertambangan Indonesia, Bahlil mengaku belum ada kelanjutan pembahasan dengan pihak AS. "Ya, masih omon-omon. Masih lobi-lobi," tandas Bahlil.

Sebelumnya, Bahlil bertemu Menko Perekonomian Airlangga Hartarto untuk membahas kebijakan teknis rantai pasok energi dari AS, setelah ditetapkan tarif resiprokal sebesar 19 persen oleh Presiden AS Donald Trump.

Menurut Airlangga, AS menerapkan kebijakan yang menitikberatkan pada penguatan supply chain energi, termasuk bahan baku mineral kritis, teknologi energi bersih, serta manufaktur energi terbarukan.

"Bagi Indonesia, hal ini kesempatan besar untuk memperluas kemitraan strategis, khususnya dalam bidang ekspor energi mineral strategis, kerja sama teknologi, transfer teknologi, dan investasi," kata Airlangga dalam akun Instagramnya, Senin (5/8).

Dalam pernyataan resmi Gedung Putih, Trump mengatakan Indonesia bakal menghapus pembatasan ekspor sejumlah komoditas industri ke AS, termasuk mineral kritis.

“Indonesia akan menghapus pembatasan ekspor ke Amerika Serikat untuk komoditas industri, termasuk mineral kritis,” tulis Trump dalam dokumen tersebut, dikutip pada Rabu (23/7).

Pelonggaran ekspor komoditas ini menjadi salah satu kesepakatan dalam negosiasi tarif impor yang dikenakan AS ke Indonesia. Semula Indonesia kena 32 persen, tapi turun jadi 19 persen.

Imbalannya, Trump meminta Indonesia melonggarkan banyak hambatan tarif ekspor produk AS ke Indonesia menjadi 0 persen dan perbanyak ekspor komoditas mineral ke negaranya. Indonesia merupakan produsen utama mineral seperti tembaga, kobalt, dan nikel.

Read Entire Article