Jakarta -
Penjabat (Pj.) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono terus berupaya mengendalikan laju inflasi di Jakarta melalui berbagai strategi. Upayanya ini diganjar penghargaan dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dalam Apresiasi Kinerja Penjabat Kepala Daerah untuk tingkat provinsi.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta mencatat, angka inflasi Jakarta pada Agustus 2024 sebesar 1,98 persen. Jumlah ini lebih rendah 2,12 persen dibanding inflasi nasional pada Agustus 2023 secara year on year (y-on-y).
Dalam ajang penghargaan yang diberikan Kemendagri bersama Tempo Media Group pada Jumat (30/8) lalu, Heru meraih nilai tertinggi dalam kategori Apresiasi Khusus Fiskal Sangat Tinggi. Capaian DKI Jakarta melampaui perolehan nilai dari provinsi lain, seperti Jawa Barat, Bali, Nusa Tenggara Timur, Sumatra Selatan, Bangka Belitung, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Barat, Papua Tengah, serta Papua Barat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Heru juga mengapresiasi bantuan Kemendagri dalam menghubungkan Penjabat Kepala Daerah, baik di tingkatprovinsi maupun kota dan kabupaten, agar dapat melakukan pembangunan yang selaras dengan arah kebijakan Pemerintah Pusat. "Kami di DKI Jakarta juga mengucapkan apresiasi atas perhatian dari Pak Menteri Tito Karnavian, yang selalu membimbing kami para Penjabat Kepala Daerah untuk terus bekerja mengendalikan serta menjaga stabilitas inflasi daerah," kata Heru.
Ia mengungkapkan, pengendalian inflasi di Jakarta, khususnya inflasi pangan, dilakukan melalui strategi 4K, yakni Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, serta Komunikasi Efektif.
"Dalam menjaga inflasi bagian pangan, selama ini kami telah melakukan monitoring pasokan serta harga pangan, baik secara rutin maupun kondisional, di tingkat grosir dan eceran. Selain itu, kami juga melaksanakan pertanian perkotaan serta kerja sama dengan daerah produsen pangan," jelas Heru Budi.
Ia menjelaskan, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Pemprov DKI Jakarta pun rutin bertemu untuk mendukung stabilitas pasokan dan harga pangan. Ada pula inovasi pengembangan pertanian perkotaan guna mengatasi inflasi pangan di Jakarta serta meningkatkan ketahanan pangan.
Pj. Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono (kiri) bersama Penjabat Kepala Daerah lainnya menerima penghargaan dalam Apresiasi Kinerja Penjabat Kepala Daerah. (Foto: dok. Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi DKI Jakarta)
Pj. Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono (kiri) bersama Penjabat Kepala Daerah lainnya menerima penghargaan dalam Apresiasi Kinerja Penjabat Kepala Daerah. (Foto: dok. Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Provinsi DKI Jakarta)
Heru pun berterima kasih kepada seluruh jajaran ASN di Jakarta. Menurutnya, capaian ini merupakan hasil kerja kolektif di lingkungan Pemprov DKI Jakarta atas sinergi yang kuat, sehingga mampu mewujudkan upaya pembangunan yang berkelanjutan, terutama dalam menjaga stabilitas inflasi daerah.
"Alhamdulillah, penghargaan ini saya persembahkan untuk seluruh kinerja kolektif rekan-rekan ASN semua di Jakarta, di mana kita selalu bersinergi dalam bekerja untuk mengedepankan kepentingan warga Jakarta. Apresiasi ini menjadi babak baru bagi kami untuk terus bekerja lebih baik, serta terus membangun Jakarta yang berkelanjutan sekaligus menjaga stabilitas inflasi daerah," ungkapnya.
Sementara itada u, dalam ajang penghargaan yang berlangsung di The Tribata Hotel, Jakarta Selatan, Sabtu, 30 Agustus 2024 lalu, Direktur Utama Tempo Media Group Arif Zulkifli mengungkapkan, tidak mudah bagi para Kepala Daerah untuk mendapatkan penghargaan ini. Pasalnya, indikator-indikatornya sangat jelas, mulai dari aspek kesejahteraan rakyat, penanganan kemiskinan ekstrem, penanganan stunting, pelayanan publik, pengendalian inflasi, hingga bagaimana kepala daerah mampu menyinergikan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) untuk bergerak bersama menyejahterakan rakyat. Selain itu, penilaian ini juga melibatkan juri dari Ombudsman, media, survei kepuasan publik, serta pihak-pihak terkait lainnya.
Arif menegaskan, Apresiasi Kinerja Penjabat Kepala Daerah 2024 ini sangat objektif. Penilaiannya meliputi survei persepsi publik terhadap kinerja Kepala Daerah yang dipadukan dengan indeks kinerja Penjabat Kepala Kaerah. Terkait penilaian, Direktur Tempo Data Sains Philipus Parera menuturkan, pihaknya menggunakan metode kuantitatif yang dilanjutkan dengan penjurian.
"Data kuantitatif itu asal pertamanya memang sudah dilakukan oleh Kementerian Dalam Negeri setiap tiga bulan. Itu kami ambil nilainya, kemudian kinerja ini kami gabungkan dengan survei yang kami lakukan untuk mendapatkan persepsi dari publik terhadap para pejabat ini. Jadi, ada penilaian dari Kementerian Dalam Negeri. Lalu, publik kita minta pendapatnya terhadap pejabat ini," ungkap Philipus.
Angka Inflasi Jakarta Agustus 2024
Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Sri Haryati menyebut, penghargaan ini sangat besar maknanya bagi Pemprov DKI Jakarta, terutama berkaitan dengan pengendalian inflasi. "Besaran inflasi di DKI Jakarta termasuk dalam kategori yang cukup terkendali. Angka inflasi itu dinilai cukup baik lantaran terjadi deflasi dari bulan sebelumnya. Perlu ada kesinambungan, jangan sampai kita lengah. Inflasi 2024 masih perlu kita jaga betul," tandasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta Nurul Hasanuddin mengemukakan, tingkat inflasi DKI Jakarta bulan Agustus secara month to month (m-to-m) yang mencapai 0,04 persen memang lebih tinggi dari tahun lalu yang sebesar 0,01 persen. Namun, data inflasi DKI Jakarta pada Agustus 2024 secara y-on-y sebesar 1,98 persen, lebih baik dari tahun 2023 lalu sebesar 2,93 persen.
Ia mencatat, sejumlah komoditas utama penyumbang inflasi m-to-m pada Agustus 2024, antara lain komoditas bensin 0,05 persen, tarif sekolah dasar 0,05 persen, emas perhiasan 0,02 persen, cabai rawit 0,02 persen, serta bubuk kopi 0,01 persen. Ada pula lima komoditas utama dengan angka deflasi yang turut andil mengendalikan inflasi m-to-m pada Agustus 2024 terkendali, antara lain komoditas angkutan udara -0,04 persen, bawang merah -0,03 persen, cabai merah -0,02 persen, tomat -0,02 persen, dan telur ayam ras -0,01 persen.
"Ketahanan pangan cukup berhasil menjaga stabilitas inflasi. Terbukti sejumlah komoditas seperti cabai merah dan telur ayam ras mencatatkan deflasi," ucap Nurul.
(akd/akd)