Perhelatan Pilgub Jatim 2024 bakal menyajikan pertarungan 3 Srikandi untuk memperebutkan suara dari warga Jatim. Ketiga Srikandi itu adalah Khofifah Indar Parawansa, Tri Rismaharini, dan Luluk Nur Hamidah. Menariknya, ketiga Srikandi ini memiliki latar belakang yang sama sebagai nahdliyin.
"Iya, ketiganya memang nahdliyin. Bu Khofifah, Bu Risma, dan Bu Luluk, mereka sama-sama nahdliyin," ujar Pakar Politik Prof Dr Kacung Marijan, saat ditemui Basra, (4/9).
Nahdliyin adalah sebutan bagi warga atau masyarakat yang berfaham ke NU an dan mengamalkan apa yang menjadi amaliyah dari organisasi masyarakat yaitu Nahdlatul Ulama (NU).
Memiliki latar belakang yang sama sebagai nahdliyin, pertarungan ketiganya tentunya menarik untuk dinantikan dalam merebut suara warga Jatim yang dikenal sebagai basis NU.
"Bergantung mereka masing-masing bagaimana bisa merebut suara kaum nahdliyin, yang memang cukup besar jumlahnya di Jatim," ujar Wakil Rektor 1 Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) ini.
Meski demikian, Kacung menuturkan, ketiga kandidat tersebut tidak harus fokus pada perebutan suara nahdliyin. Pasalnya, masih ada elemen masyarakat lain di Jatim yang juga perlu diperhatikan.
"Di Jatim ini masyarakatnya heterogen, tidak hanya kaum nahdliyin. Namun juga ada kalangan Muhammadiyah, umat kristiani, dan sejumlah ormas lainnya yang mestinya juga direbut suaranya di Pilgub nanti," terangnya.
Selain latar belakang yang sama sebagai nahdliyin, tampilnya tiga Srikandi dalam perhelatan Pilgub Jatim 2024 menunjukkan jika warga Jatim cukup terbuka akan kepemimpinan kaum perempuan.
"Cawagubnya laki-laki, sedangkan cagub nya yang perempuan. Hal ini menunjukkan masyarakat Jawa Timur terbuka untuk menerima perempuan sebagai pemimpin," tandasnya.