Jakarta -
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menanggapi keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) yang memangkas suku bunga acuan pada Agustus 2024. Langkah ini merupakan yang pertama sejak Maret 2020 atau empat tahun lalu saat awal pandemi COVID-19.
Sri Mulyani mengatakan dampak penurunan suku bunga The Fed diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perekonomian negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
"Ya itu adalah suatu langkah yang sudah diantisipasi. Tentu dampaknya terhadap perekonomian diharapkan positif, baik pada perekonomian AS dan juga kepada seluruh dunia karena higher for longer memang merupakan salah satu faktor yang memberikan dampak sangat besar terhadap kinerja perekonomian di negara-negara berkembang," kata Sri Mulyani kepada wartawan di Gedung DPR RI, Kamis (19/9/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sri Mulyani menyebut keputusan The Fed untuk menurunkan suku bunga adalah langkah yang memang diharapkan.
"Jadi penurunan ini adalah langkah yang memang kita harapkan," ucapnya.
Sebagai informasi, The Fed memangkas suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,75-5%. Keputusan ini diambil dalam upaya untuk mencegah perlambatan di pasar tenaga kerja dan meyakini inflasi AS sudah bergerak dalam kisaran sasaran 2%.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) juga memutuskan untuk menurunkan suku bunga acuan atau BI rate pada September 2024 sebesar 25 bps menjadi 6%. Keputusan itu diambil lebih cepat dari perkiraan akan dilakukan kuartal IV-2024.
(aid/kil)