Petugas beraktivitas di dekat panel surya di atap Trans Studio Mall Bandung, Bandung, Jawa Barat, Selasa (28/11/2023).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Menteri Investasi/Kepala BKPM Rosan Roeslani menggarisbawahi pentingnya pengembangan sumber daya manusia (SDM) untuk mendukung transisi energi bersih di Indonesia. Menurutnya, meskipun potensi energi terbarukan di Indonesia sangat besar, tanpa SDM yang berkualitas, upaya transisi ini tidak akan berhasil.
"Indonesia memiliki potensi 3.677 gigawatt energi terbarukan, namun ini hanya akan menjadi potensi jika kita tidak memiliki kebijakan yang mendukung dan SDM yang terampil untuk mengembangkannya," kata Rosan dalam acara "Menuju Indonesia Hijau: Inovasi Energi dan Sumber Daya Manusia", Selasa (17/9/2024)
Menurut Rosan, banyak investor luar negeri yang berminat berinvestasi di sektor energi bersih di Indonesia, namun mereka sering kali mengeluhkan kurangnya tenaga kerja yang terampil di bidang tersebut. "Kebijakan kita sudah bagus, tapi tanpa talent pool yang kuat, investasi ini sulit berkembang," tambahnya.
Rosan mengungkapkan dari total tenaga kerja Indonesia yang berjumlah sekitar 134 juta orang, 40 persen di antaranya hanya memiliki pendidikan tingkat sekolah dasar, dan 24 persen bahkan tidak lulus sekolah dasar.
"Ini adalah tantangan besar bagi kita untuk meningkatkan kualitas SDM kita agar siap menghadapi kebutuhan industri energi bersih," tegasnya.
Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah telah memberikan berbagai insentif bagi perusahaan yang berinvestasi dalam pelatihan vokasi dan pengembangan SDM. "Perusahaan yang ikut serta dalam program pelatihan akan mendapatkan insentif pajak hingga 200 persen. Ini adalah peluang besar bagi perusahaan untuk berkontribusi dalam pengembangan SDM kita," kata Rosan.
Ia juga menekankan pentingnya pendidikan vokasi dalam meningkatkan keterampilan tenaga kerja Indonesia. "Kita tidak bisa memaksa semua orang masuk universitas. Pendidikan vokasi adalah solusi penting untuk menciptakan tenaga kerja yang siap menghadapi tantangan industri masa depan," ujarnya.
Rosan juga menyebutkan bahwa insentif serupa diberikan kepada perusahaan yang melakukan penelitian dan pengembangan di Indonesia, dengan pengurangan pajak hingga 30 persen.
"Ini adalah kesempatan besar bagi perusahaan untuk memanfaatkan potensi besar Indonesia di sektor energi terbarukan dan membantu menciptakan ekosistem energi bersih yang berkelanjutan," katanya.