Hati-hati, kini penyakit jantung dialami oleh pasien yang semakin muda. Ternyata ada banyak faktor yang meningkatkan risikonya, salah satunya adalah keseringan mager atau malas bergerak.
Spesialis jantung dan pembuluh darah Siloam Hospitals Lippo Village dr Hasjim H, SpJP menjelaskan aktif bergerak adalah salah satu faktor penting dalam pencegahan penyakit jantung.
Ia mengingatkan mencegah penyakit jantung lebih baik daripada mengobati. Pencegahan penyakit jantung terbaik adalah dengan mengubah pola hidup keseluruhan dengan lebih sehat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hal paling sederhana itu adalah pola hidup. Jadi itu yang terjadi. Mengapa sampai sekarang dari Kemenkes sendiri, dari 2012 ya, angka kejadian sakit jantung itu makin menuju ke usia muda. Mengapa? Salah satunya pola hidup," ujar dr Hasjim ketika berbincang dengan awak media beberapa waktu lalu.
"Salah satunya mager, tadi udah dijelasin. Sedentary life, orang yang jarang bergerak. Sehingga dia menjadi obesitas, gemuk," sambungnya.
Kondisi ini dapat diperparah juga dengan dengan kebiasaan makan yang buruk. Diet makanan tidak sehat, tinggi kalori dan lemak, serta porsi berlebihan dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Masih ada anggapan di masyarakat penyakit jantung adalah masalah kesehatan yang diturunkan dari orang tua. Nyatanya, ini adalah anggapan yang kurang tepat.
Penyakit jantung tidak serta merta diturunkan oleh orang tua. Selama gaya hidup yang diterapkan sehat, maka penyakit jantung pada akhirnya tetap bisa dicegah.
"Penyakit jantung tidak diturunkan serta merta. Orang tuh sakit jantung, anaknya pasti sakit jantung, jawabannya tidak. Tetapi gaya hidup," jelasnya.
"Dengan kita tidak menjaga gaya hidup, dengan pola makan yang salah, kita akan mengembangkan penyakit kronis. Seperti apa? Kencing manis, darah tinggi, dan kolesterol tinggi. Jadi dengan kita tidak bisa menjaga gaya hidup, dan develop menjadi penyakit kronis itu, otomatis kita akan lebih rentan terkena penyakit jantung," tandas dr Hasjim.
(avk/kna)