Jakarta -
Rencana pemerintah untuk membangun Tol Puncak hingga kini belum menunjukkan titik terang. Padahal, tol ini diyakini menjadi salah satu solusi untuk mengatasi kemacetan di Puncak.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, membenarkan bahwa ada rencana untuk membangun Tol Puncak. Tol ini akan membentang dari Sentul hingga Taman Bunga.
"Itu ada dulu kan rencana Tol Puncak 2 yang dari Sentul ke sana, ke Taman Bunga," kata Basuki di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (18/9/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, ia tidak menerangkan lebih rinci bagaimana progres dari rencana pembangunan proyek tersebut. Menurutnya, kelanjutan proyek ini akan diputuskan di pemerintahan berikutnya, di bawah Presiden Terpilih Prabowo Subianto.
"Nanti tinggal keputusan kabinet (berikutnya)," ujarnya.
Puncak selama periode libur panjang Maulid Nabi kemarin mengalami kemacetan arah. Bahkan disebut-sebut ada pemudik yang menempuh perjalanan hingga 14 jam dari Bogor ke Cianjur.
Basuki mengatakan, ada sejumlah alternatif yang bisa dilakukan pemerintah dalam membantu mengurai kemacetan di Puncak, salah satunya pelaksanaan Inpres Jalan Daerah (IJD). Hal ini memungkinkan pemanfaatan jalan-jalan daerah Puncak sebagai rute alternatif.
"Saya lupa daerahnya, bagus dan sudah mulai berkembang dengan (tempat) wisata-wisata seperti pondok-pondok, bukan pondok pesantren melainkan kafe-kafe," kata dia.
Rencana pembangunan Tol Puncak di halaman berikutnya.
Sebagai tambahan informasi, rencana pembangunan Tol Puncak telah terdengar sejak awal 2023. Proyek Tol Caringin-Puncak-Cianjur alias Tol Puncak telah tercantum dalam Rencana Umum Jaringan Jalan Tol dengan target terbangun/operasi pada 2030-2034. Hal ini disampaikan oleh Danang Parikesit yang saat itu menjabat sebagai Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR.
Dalam materi yang disajikannya saat paparan, total biaya yang dibutuhkan untuk konstruksi tol tersebut mencapai Rp 24,37 triliun. Angka ini terdiri atas pembangunan untuk 5 seksi tol sepanjang 51,8 km.
Rinciannya, pertama untuk seksi 1 sepanjang 11,6 km memakan biaya hingga Rp 3,1 triliun. Kemudian untuk seksi 2 sepanjang 6,9 km membutuhkan biaya konstruksi Rp 2,4 triliun, dan seksi 3 sepanjang 9,7 km membutuhkan biaya Rp 8,02 triliun.
Lebih lanjut, untuk seksi 4 sepanjang 7,3 km membutuhkan biaya konstruksi sekitar Rp 1,68 triliun. Kemudian untuk seksi 5 sepanjang 16,3 km membutuhkan biaya sebesar Rp 9,07 triliun. Saat ini telah disetujui izin untuk pelaksanaan kajian studi.
"Saat ini sudah diberikan izin untuk kajian studi pada PT Matrasarana Arsitama dan Swoosh Capital KFT," kata Danang dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi V DPR RI Dengan Kepala BPJT Kementerian PUPR, di Senayan, Jakarta, Selasa (28/3/2023).
Kementerian PUPR juga memasukkan Tol Puncak sebagai salah satu di antara 6 tol untuk dilelang pada 2024. Hal ini tercantum alam paparan Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan yang saat itu masih dijabat oleh Herry Trisaputra Zuna.
"Di sektor jalan dan jembatan, tahap penyiapan ada 6 proyek dengan perkiraan investasi sebesar Rp 49,47 triliun. Yaitu jalan Tol Malang-Kepanjen, jalan Tol Lingkar Selatan Bandung, jalan Tol Kohod (Pakuhaji)-Lebakwangi (Neglasari), jalan Tol Pluit-Cengkareng, jalan Tol Sadang Extension, dan jalan Tol Puncak," kata Herry, dikutip dari siaran Youtube Komisi V DPR RI, Senin (10/7/2023).
Menurut Herry, jalan ini diperkirakan akan membentang sepanjang 50,2 km. Adapun dari bahan presentasinya yang ditayangkan, tertulis bahwa nilai investasi dari proyek ini masih dalam proses perhitungan sehingga besaran Rp 49,47 triliun itu tak termasuk Tol Puncak.