Kasus Kepsek di Lebak Tampar Siswa Merokok: Kepsek Dinonaktifkan, Disorot DPRD

15 hours ago 7
Spanduk protes siswa SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten. Foto: Dok. Istimewa

Insiden Kepala SMAN 1 Cimarga, Kabupaten Lebak, Banten, yang menampar seorang siswa karena kedapatan merokok memicu gelombang protes dari siswa. Mereka mogok belajar.

Tak hanya itu, peristiwa ini juga disorot oleh pemerintah daerah. Peristiwa yang terjadi saat kegiatan sekolah itu menyebabkan ratusan murid mogok, keluarga korban mengancam melapor ke polisi, dan kepala sekolah akhirnya dinonaktifkan sementara sambil proses pemeriksaan berjalan.

Berikut rangkuman temuan dan perkembangan kasusnya:

Kepsek di Lebak Tampar 1 Siswa yang Merokok, 630 Murid Mogok Sekolah

Insiden penamparan terjadi pada Jumat (10/10) saat kegiatan sekolah; hari berikutnya, sekitar 630 siswa dari 19 kelas memilih mogok sebagai bentuk protes terhadap tindakan kepala sekolah.

Kepala sekolah, Dini Fitria, membenarkan ada aksi mogok dan menyebut telah berkoordinasi dengan wakasek untuk menjaga kondusifitas pembelajaran.

“Semuanya sekitar 630 murid. Kami sudah berkoordinasi dengan wakasek agar kegiatan belajar-mengajar (KBM) tetap kondusif, tapi ternyata anak-anak punya cerita sendiri,” ujar Dini Fitria.

Foto spanduk protes yang sempat beredar bertuliskan 'Kami Tidak Akan Sekolah Sebelum Kepsek Dilengserkan'.

Spanduk itu kemudian dicopot, namun mogok tetap berlangsung. Pemeriksaan internal dan komunikasi antara sekolah, komite, dan orang tua dilaporkan berlangsung menyusul aksi tersebut.

Ilustrasi kekerasan di lingkungan pendidikan. Foto: Shutterstock

Dini menjelaskan, penamparan itu dilakukan atas rasa kecewanya kepada siswa.

“Saya kecewa bukan karena dia merokok, tapi karena tidak jujur. Saya spontan menegur dengan keras, bahkan sempat memukul pelan karena menahan emosi. Tapi saya tegaskan, tidak ada pemukulan keras,” ujar Dini.

Sebab, Dini melihat siswa itu lari saat dihampiri.

"Saya lihat dari jarak 20-30 meter ada asap rokok di tangan itu. Saya panggil dengan suara keras, karena jaraknya cukup jauh, anak itu langsung lari," ucapnya.

Pengakuan Siswa yang Ditampar

Sementara siswa yang mengaku menjadi korban, Indra Lutfiana Putra (17), menjelaskan bahwa saat ditegur karena merokok di sekitar lingkungan sekolah, ia sempat membuang rokok namun dituduh berbohong sehingga pemukulan terjadi.

Menurut Indra, ia awalnya nongkrong sambil merokok di warung dekat sekolah; ketika ketahuan, ia mengatakan sudah membuang puntung rokok namun diminta mencari kembali oleh kepala sekolah.

“Enggak ketemu (puntung rokoknya), lalu kepsek bilang saya bohong," kata Indra.

Read Entire Article