Selama ini, pilihan kontrasepsi bagi pria sangat terbatas, hanya kondom dan vasektomi. Namun, terobosan besar akhirnya tiba. Untuk pertama kalinya, pil kontrasepsi pria non-hormonal telah diuji coba pada manusia dan terbukti aman.
Pil harian bernama YCT-529 ini bekerja dengan mekanisme baru yang inovatif. Ia memblokir metabolit vitamin A agar tidak mengikat reseptor di testis, sehingga menghentikan proses pembentukan sperma. Hasil keamanan dari uji klinis fase 1 ini baru saja dipublikasikan di jurnal Communications Medicine.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dikutip dari Scientific American, uji coba ini tidak bertujuan menilai efektivitas pil dalam mengurangi sperma, melainkan toleransi dan keamanannya bagi tubuh. Tim peneliti melibatkan 16 pria sehat berusia 32 hingga 59 tahun yang semuanya sudah menjalani vasektomi sebagai tindakan pencegahan ekstra.
Hasil uji coba menunjukkan bioavailabilitas (tingkat zat aktif dalam tubuh) yang baik dan cepat. Pil ini bertahan di tubuh selama dua hingga tiga hari, mengisyaratkan bahwa jika terbukti efektif, pil ini hanya perlu diminum sekali sehari.
Penelitian menunjukkan bahwa minat pria terhadap kontrasepsi semakin tinggi. Sebuah studi tahun 2023 menemukan 75% dari 2.000 lebih pria yang disurvei bersedia mencoba metode kontrasepsi baru.
"Pria sangat ingin memiliki lebih banyak kendali reproduksi dan berpartisipasi dalam kontrasepsi," ucap Stephanie Page, seorang ahli endokrinologi dari University of Washington.
Perkembangan Kontrasepsi Lain
Keuntungan utama dari pil non-hormonal ini adalah, secara teori, ia memiliki risiko efek samping yang lebih kecil terkait fungsi seksual, libido, atau perubahan suasana hati dibandingkan dengan kontrasepsi hormonal.
Selain YCT-529, beberapa metode kontrasepsi pria lain juga sedang dalam tahap uji klinis:
- NES/T: Gel hormonal yang dioleskan ke kulit setiap hari.
- Implan hidrogel ADAM: Berfungsi seperti vasektomi reversibel, secara fisik memblokir saluran vas deferens untuk mencegah pelepasan sperma.
Semua metode ini membutuhkan sekitar tiga bulan untuk mulai bekerja, sama seperti waktu yang dibutuhkan tubuh untuk memproduksi sel sperma yang matang.
Simak Video "Video: Ikut Uji Klinis Vaksin TBC, RI Berharap Bisa Pakai di 2029"
[Gambas:Video 20detik]
(kna/kna)