Hormon yang memicu berkembangnya folikel dan penebalan dinding rahim berpengaruh pada siklus menstruasi wanita. Ini terjadi karena hormon tersebut mengatur proses yang menentukan bagaimana tubuh wanita mempersiapkan kemungkinan kehamilan setiap bulan.
Tanpa pengaruh dari hormon-hormon tersebut, siklus menstruasi bisa terganggu. Nantinya, akan dapat memengaruhi kesuburan dan kesehatan reproduksi wanita.
2 Hormon yang Memicu Berkembangnya Folikel dan Penebalan Dinding Rahim
Hormon yang memicu berkembangnya folikel dan penebalan dinding rahim adalah FSH dan estrogen. Hormon Follicle-Stimulating Hormone (FSH) dan estrogen berperan penting dalam siklus menstruasi wanita, terutama dalam proses pematangan folikel di ovarium dan penebalan dinding rahim.
Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai dua hormon yang memicu berkembangnya folikel dan penebalan dinding rahim dan bagaimana kedua hormon ini bekerja.
1. Follicle-Stimulating Hormone (FSH)
Berdasarkan buku Fisiologi Tubuh Manusia, Desiyani Nani, S.Kep., Ns., M.Sc., (2018), FSH adalah hormon yang diproduksi oleh kelenjar pituitari anterior (hipofisis) di otak. FSH berperan dalam merangsang pertumbuhan dan perkembangan folikel-folikel di ovarium.
Setiap bulan, pada awal siklus menstruasi (fase folikular), peningkatan kadar FSH mendorong beberapa folikel di ovarium untuk mulai berkembang. Folikel ini mengandung oosit (sel telur) yang belum matang.
Meskipun beberapa folikel mulai berkembang, biasanya hanya satu folikel yang menjadi dominan dan siap untuk ovulasi. Folikel ini disebut folikel Graaf. FSH merangsang folikel dominan untuk memproduksi estrogen, yang memiliki peran penting dalam berbagai tahapan siklus menstruasi.
Estrogen adalah hormon steroid yang diproduksi terutama oleh sel-sel granulosit dalam folikel yang sedang berkembang di ovarium. Estrogen berperan dalam mempersiapkan tubuh untuk kemungkinan kehamilan, terutama dengan menebalkan endometrium (dinding rahim) sehingga siap untuk mendukung implantasi embrio.
Seiring dengan berkembangnya folikel di bawah pengaruh FSH, kadar estrogen dalam darah meningkat. Peningkatan kadar estrogen merangsang penebalan endometrium rahim, yang merupakan lapisan mukosa di dalam rahim.
Ini penting karena endometrium yang tebal akan menyediakan lingkungan yang kaya nutrisi bagi embrio jika terjadi pembuahan. Ketika kadar estrogen mencapai puncaknya, hormon ini memberi umpan balik positif pada hipotalamus dan hipofisis, yang kemudian memicu pelepasan hormon Luteinizing Hormone (LH).
Lonjakan LH ini menyebabkan ovulasi, saat folikel yang matang pecah dan melepaskan sel telur ke tuba falopi. Jika terjadi ovulasi, korpus luteum (struktur yang terbentuk dari folikel yang pecah) akan menghasilkan progesteron, yang bekerja bersama estrogen untuk mempertahankan endometrium yang tebal.