Ekspor Tekstil hingga Sarang Burung Walet RI ke Kanada Bakal Makin Mulus

3 weeks ago 8
Jakarta -

Pintu gerbang pasar konsumen Kanada akhirnya terbuka lebar. Indonesia resmi meneken penandatanganan Nota Kesepahaman Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA CEPA).

Hal ini dilakukan dalam kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto ke Ottawa. Perjanjian dagang komprehensif itu diteken pada sela pertemuan bilateral antara Prabowo dan PM Kanada Mark Carney di West Block Parliament Hill, Rabu (24/9/2025) waktu setempat.

Prabowo menegaskan pentingnya kerja sama strategis antara Indonesia dan Kanada melalui penandatanganan CEPA yang sangat bernilai secara ekonomi maupun politik serta menjadi momentum bersejarah dalam hubungan kedua negara.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya sangat senang berada di sini untuk penandatanganan CEPA dan saya pikir ini akan menjadi momen bersejarah. Ini akan terbukti sebagai tonggak yang signifikan," ujar Prabowo dalam keterangan BPMI Setpres, Kamis (25/9/2025).

Perjanjian dagang akan menghadirkan kepastian hukum sekaligus memperluas akses pasar bagi kedua negara. Bagi Kanada, perjanjian dagang ini merupakan yang pertama kalinya dilakukan dengan negara di kawasan Asia Tenggara.

Sementara bagi Indonesia, perjanjian dagang ini juga merupakan perjanjian pertama yang dilakukan Indonesia dengan kawasan Amerika Utara. Diharapkan pasar Amerika Utara akan terbuka lebar dengan perjanjian ini.

Produk-produk potensial Indonesia seperti tekstil, alas kaki, furnitur, makanan olahan, elektronik ringan, hingga otomotif dan sarang burung walet akan semakin kompetitif.

Kanada Hapus Tarif 90%

Melalui kesepakatan tersebut, Kanada berkomitmen menghapus 90,5% tarif impor terhadap produk asal Indonesia, sementara Indonesia memberikan liberalisasi sebesar 85,8% pos tarif.

Implementasi ICA-CEPA diproyeksikan mendorong ekspor Indonesia ke Kanada hingga mencapai US$ 11,8 miliar pada 2030, dengan tambahan pertumbuhan PDB nasional sebesar 0,12% serta peningkatan investasi sebesar 0,38%.

Selain dampak ekonomi, perjanjian ini juga menjamin transparansi regulasi, perlindungan investasi, serta memperkuat kerja sama di bidang pemberdayaan UMKM, lokapasar digital, hak kekayaan intelektual, dan perdagangan berkelanjutan.

Selama ini yang menjadi barang ekspor utama Indonesia ke Kanada meliputi karet alam, alas kaki, kakao, mentega dan minyak nabati, serta tekstil. Sementara impor utama dari Kanada ke Indonesia antara lain gandum, pupuk, kedelai, bubur kayu kimia, dan emas.

Tonton juga video "Pengusaha Taiwan Sulap Limbah Pisang Jadi Tekstil" di sini:

(hal/ara)


Read Entire Article