Cara Telkomsel Adaptasi di Tengah Disrupsi Teknologi: Adjust the Sails

3 months ago 33
Logo Telkomsel. Foto: Aditya Panji/kumparan

sosmed-whatsapp-green

kumparan Hadir di WhatsApp Channel

Telkomsel menyadari transformasi digital terjadi begitu cepat, membawa perubahan besar di berbagai industri, termasuk telekomunikasi. Kemampuan beradaptasi dibutuhkan di tengah disrupsi teknologi saat ini.

Ini yang sekarang tengah dilakukan Telkomsel, agar dapat konsisten berinovasi menghadirkan konektivitas, solusi, dan layanan digital lain, untuk memberdayakan masyarakat.

Adjust the sails yang diucap Dirut Telkomsel, Nugroho, mengacu pada langkah para pemimpin yang harus mengatur arah bentangan layar untuk mencapai tujuan perusahaan, di tengah badai disrupsi yang luar biasa besar. Nugroho selaku nakhoda harus membuat keputusan bisnis yang paling baik bagi Telkomsel, untuk membawa organisasi mencapai tujuan dan sehat bertahan.

Dengan semangat baru 'Maju Serentak Berikan Dampak', Telkomsel tidak mau kaku pada cara pandang lama agar mereka tidak menjadi "korban" dari disrupsi. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengubah aplikasi MyTelkomsel menjadi super app yang menyediakan beragam fitur digital lifestyle.

MyTelkomsel Super App. Foto: Telkomsel

MyTelkomsel kini tidak hanya mengelola pembelian pulsa dan paket data saja. Aplikasi juga memungkinkan pelanggan mencatat performa lari, memesan tiket pesawat, hingga membayar tagihan dan parkir.

"Nanti akan lebih canggih lagi MyTelkomsel, supaya apa-apa menjadi lebih mudah dengan MyTelkomsel," tambah Nugroho dalam acara Media Gathering Telkomsel 2024, Rabu (7/8).

Kemudian, Telkomsel juga berupaya mendorong lebih banyak pelanggan yang menggunakan smartphone 5G, salah satunya dengan menawarkan program bundling.

Saat ini, Telkomsel telah membangun lebih dari 716 BTS 5G di 53 kota atau kabupaten. Ini menjadikan Telkomsel sebagai penyedia layanan telekomunikasi digital dengan cakupan 5G terluas dan tercepat di Indonesia.

Meski begitu, Nugroho melihat masih banyak pengguna handphone (HP) non-5G. Padahal, jaringan penerus 4G LTE itu menawarkan kecepatan 300 Mbps, sehingga tidak ada lagging ketika menonton video.

"Kita sudah luncurkan program 5G City di Bali, itu banyak handphone yang bisa pakai 5G. Kurang pas kalau di zaman 5G ini belum pakai handphone 5G," ujar Nugroho.

"Nanti mungkin ada program bundling bisa kita bantu. Itu salah satu bagian dari adjust the sails, memberikan solusi supaya hidup lebih baik hari ini."