Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 248,46 poin (3,40 persen) ke 7.059,65 pada perdagangan Senin (5/8). Pada pukul 14:30 WIB, IHSG anjlok 3,96 persen atau 289,10 poin ke posisi 7.019.
Indeks LQ45 juga ditutup turun 28,65 poin (3,12 persen) ke 890,70. Sebanyak 62 saham naik, 592 saham turun, dan 134 saham stagnan.
IHSG ditutup melemah serentak dengan pelemahan pada bursa Asia, di mana Nikkei 225 mengalami penurunan terdalam (-12,4 persen), Kospi (-8,78 persen), HSI (-1,46 persen).
Tim Riset PT Reliance Sekuritas Indonesia Tbk mencermati pelemahan pada bursa Asia didorong menurunnya ekspektasi soft landing pada ekonomi US setelah data non farm payrolls melanjutkan pertumbuhan yang lebih lambat. Pada Juli 2024 hanya terdapat penambahan sebanyak 114 ribu tenaga kerja baru, di bawah ekspektasi pasar sebanyak 175 ribu.
Sedangkan sentimen domestik IHSG berasal dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2024 tumbuh sebesar 5,05 persen yoy atau 3,79 persen QoQ. Laju pertumbuhan ekonomi cenderung terbatas didorong konsumsi rumah tangga cenderung tumbuh stagnan sebesar 4,93 persen yoy.
“Hal ini juga tercermin dari Indonesia yang mencatatkan deflasi selama 3 bulan berturut-turut,” tulis Reliance Sekuritas Indonesia dalam risetnya.
Analis saham Universal Broker Indonesia, Satrio Utomo, mengatakan IHSG ambruk karena anjloknya Purchasing Manager Index (PMI) Indonesia Juli 2024 melemah ke level terendah.
Berdasarkan data S&P Global, PMI Indonesia ke zona kontraksi setelah sebelumnya selama 33 bulan mampu ada di zona ekspansi. Data PMI manufaktur Indonesia pada Mei 2024 ada di zona ekspansi di 52,1 lalu turun 50,7 di Juni 2024 dan akhirnya turun ke zona kontraksi di angka 49,3.
"Salah satunya karena PMI manufaktur Indonesia yang anjlok. IHSG sudah melemah sejak pekan lalu meskipun Jumat pekan lalu masih ada kenaikan," katanya kepada kumparan.
Bursa Jepang dan Taiwan juga Anjlok
Tidak hanya Indonesia, indeks bursa saham Jepang dan pasar Asia-Pasifik juga ambruk. Berdasarkan data Reuters, Nikkei Jepang misalnya terperosok 12,40 persen pada perdagangan siang ini ke posisi 31.458,40. Ini merupakan yang terparah sejak Oktober 1987.
Sementara bursa Taiwan, Topix (TOPX) anjlok 12,48 persen ke posisi 2.220. Di pasar Eropa, STOXX melemah 1,8 persen, Prancis (FCHI) turun 2,8 persen, dan FTSE Inggris turun 1,7 persen di tengah kekhawatiran resesi global setelah data AS yang lemah.