Bulan madu Anies Baswedan dan PKS sepertinya akan berakhir. Ada sejumlah pertanda yang memperlihatkan hubungan Anies dan PKS mulai merenggang.
Kebersamaan Anies dan PKS sejak 2017 di Pilkada Jakarta hingga Pilpres 2024 hanya akan tinggal kenangan?
Yang paling terlihat ketika voice note Anies menyebar ke publik. Dalam rekaman suara Anies ke Ketua DPW PKS Jakarta Khoiruddin itu menyoal tenggat waktu 40 hari yang diberikan kepada Anies untuk mencari partai pendamping.
Rekaman suara itu kemudian dibalas oleh Khoiruddin. Dalam rekaman suara Khoiruddin itu terungkap bahwa Anies ternyata pernah ditawarin masuk PKS tapi menolak.
"Sementara saya Khoiruddin pernah sampaikan langsung ke Pak Anies agar kalau tidak menerima Pak Sohibul Iman maka Pak Anies bisa mengenakan jaket putih masuk sebagai kader PKS jadi nanti sebagai calon gubernur dari PKS sehingga bisa mengambil calon wakil gubernur dari luar PKS. Tetapi waktu itu Pak Anies tidak menyambut positif ajakan tersebut malah menyampaikan keinginan Pak Anies untuk netral," demikian pesan suara Khoiruddin untuk Anies.
Sekretaris DPW PKS Jakarta, Muhammad Taufik Zoelkifli membenarkan soal rekaman suara Khoiruddin itu saat dikonfirmasi kumparan, Senin (12/8).
Berikut secara lengkap rekaman suara Khoiruddin:
Pak Anies yang saya hormati, Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Terima kasih atas kiriman voice note ke saya, Khoiruddin, sebagai Ketua DPP PKS Jakarta.
Dan berikut saya kirim voice note ke Pak Anies yang saya hormati sebagai tanggapan pesan suara yang Pak Anies kirim ke saya.
Tapi entah bagaimana, malah sudah tersebar ke mana-mana.
Sebagiannya malah dengan berbagai bumbu tidak sedap yang tidak sesuai dengan apa yang Pak Anies harapkan dalam voice note tersebut. Yaitu tidak munculnya saling berbantahan di publik.
Karena Pak Anies menegaskan dalam voice note itu bahwa Pak Anies tetap memposisikan PKS sebagai teman dalam perjuangan.
Dan karenanya Pak Anies menghormati apa pun keputusan partai. Karena Pak Anies tentu masih ingat bahwa demi mencalonkan Pak Anies sebagai calon gubernur dalam Pilgub di Jakarta tahun 2017, PKS rela berkorban dengan menarik pencalonan kader utamanya yaitu Pak Mardani Ali Sera.
Bahkan ketika Pak Sandiaga Uno mundur dari Wakil Gubernur DKI Jakarta untuk menjadi cawapres dan menyatakan bahwa Wakil Gubernur Jakarta menjadi jatah PKS dan ketika PKS tidak juga mendapatkan haknya itu, PKS tetap menjadi kawan Pak Anies hingga selesai Husnul Khotim...