Terpopuler: AirAsia Salah Mendarat, Penumpang dan Pramugari Bingung

15 hours ago 3
Jakarta -

Pesawat AirAsia yang terbang dari Malaysia ke Korea Selatan salah bandara tujuan. Penumpang dan pramugari pun terkejut.

Artikel itu menjadi yang terpopuler sepanjang pekan lalu. Kemudian disusul oleh Digigit Ular Berbisa, Turis Mesir Minta Ganti Rugi Rp 28,4 M ke Hotel Lombok di urutan kedua dan Padahal Sudah Booking, Turis Prancis Tetap Gagal Nginap di Hotel Bintang di peringkat ketiga.

Berikut 10 besar artikel terpopuler detiktravel pekan ini:

1. Pesawat AirAsia Salah Mendarat, Penumpang Kaget-Pramugari Bingung

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diberitakan Korea Herald, AirAsia itu terbang dari Bandara Internasional Kuala Lumpur dan seharusnya mendarat di Bandara Incheon pukul 19.50 pada Rabu (13/8). Namun, AirAsia D7 506 dilaporkan mendarat di Bandara Gimpo pukul 20.08 setelah berputar-putar di udara.

Para penumpang mengatakan pilot pun tampaknya tidak mengetahui bahwa pesawat salah bandara. Sebab, kapten mengumumkan bahwa mereka telah tiba di Incheon.

Saat itu pula, para penumpang berdiri untuk mengambil tas di kabin atas. Lalu sebagian penumpang melihat ke luar jendela dan kaget, lalu memeriksa ponsel mereka untuk mengecek GPS. Dan..., ternyata mereka berada di Bandara Gimpo.

"Semua orang panik. Sepertinya awak kabin tidak tahu kami mendarat di Gimpo sampai penumpang memberi tahu mereka. Seorang awak kabin bahkan mengatakan dia perlu menelepon orang tuanya, yang sedang menunggunya di Bandara Internasional Incheon," ujar Lee Mi-hyun, salah satu penumpang.

Lee mencatat bahwa kru gagal menangani situasi dengan baik selama dua jam sebelum keberangkatan ke Incheon.

"Mereka tampak sama bingungnya dengan para penumpang. Tidak ada air yang ditawarkan, dan hampir tidak ada makanan tersisa di pesawat, membuat penumpang dan anak-anak kesal. Beberapa bahkan mengatakan mereka lebih suka turun di Gimpo sebelum pesawat berangkat ke Incheon," ujarnya.

Lee menceritakan bahwa kapten dan kru meminta maaf melalui sistem PA saat pesawat menuju Incheon dan pesawat mendarat pukul 22.59 waktu setempat.

Beberapa penumpang mengkritik maskapai karena gagal memberikan penjelasan yang jelas tentang situasi tersebut.

"Selama dua jam sebelum kami kembali ke Incheon, tidak ada penjelasan yang jelas tentang penyebab kesalahan pendaratan atau upaya apa pun untuk meyakinkan penumpang," ujar seorang penumpang lain bermarga Ryu.

Dikutip dari mothership, AirAsia membenarkan jika salah satu pesawatnya salah mendarat karena kondisi cuaca buruk di bandara tujuan. Maskapai pun meminta maaf.

"AirAsia X mengonfirmasi bahwa penerbangan D7506 dari Kuala Lumpur (KUL) ke Bandara Internasional Incheon (ICN) pada 13 Agustus mendarat dengan selamat pukul 22.54. Penerbangan telah dialihkan ke Bandara Internasional Gimpo (GMP) pada malam sebelumnya untuk pengisian bahan bakar menyusul kemacetan lalu lintas udara di ICN akibat kondisi cuaca buruk," keterangan maskapai.

"Keselamatan adalah prioritas utama kami, dan kapten bertindak sepenuhnya sesuai dengan prosedur operasi standar, termasuk memberi tahu penumpang tentang pengalihan tersebut, yang awalnya dalam bahasa Inggris. Terjadi miskomunikasi dalam pengumuman awak kabin saat pendaratan, yang segera diklarifikasi oleh kapten, mengonfirmasi pengalihan ke Bandara Gimpo karena cuaca buruk dan pengisian bahan bakar," tulis maskapai.

2. Digigit Ular Berbisa, Turis Mesir Minta Ganti Rugi Rp 28,4 M ke Hotel Lombok

WN Mesir, Ahmed Samy Niazy Elgharably digigit ular berbisa saat menginap di Novotel Hotel, Kuta Lombok. (Bayu Perdana). Turis Mesir digigit ular berbisa, tuntut hotel Rp 28,4 miliar (Dok. Bayu Perdana)

Turis Mesir, Ahmed Samy Niazy El Gharably, menuntut ganti rugi sebesar Rp 28,4 miliar ke Novotel Lombok Resort and Villas, Desa Kuta, Kecamatan Pujut, Lombok Tengah, NTB. Tuntutan itu dilayangkan Ahmed usai digigit ular berbisa di halaman hotel.

Dilansir detikbali, Ahmed digigit ular kala menginap pada 22 Juli 2024. Kuasa hukum Ahmed, Atmaja Wijaya, menerangkan gugatan itu dilakukan karena tidak ada titik temu setelah pelaporan dilayangkan ke Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Lombok.

Adapun pelaporan itu teregister dengan nomor: 14BPSK/II/2025 pada Maret 2025. Hotel tersebut digugat sebesar Rp 28,4 miliar oleh Ahmed. Persidangan tahap pertama gugatan Ahmed berlangsung pada Rabu (13/8/2025) lalu.

Turis Mesir yang bekerja di bagian pemasaran di Dubai, Uni Emirat Arab, itu pun masih merasa sakit setelah mendapat gigitan luar. Gugatan itu dihitung dari akumulasi dari biaya perawatan yang dibayar sendiri oleh Ahmed hingga produktivitas kerja korban yang berkurang lantaran insiden tersebut.

"Jadi ini berkonsekuensi terhadap gaji yang didapat klien kami saat bekerja di Dubai. Selain itu, Ahmed juga mengalami kelainan di kaki pasca-terkena gigitan jari kaki panjang sebelah," kata Atmaja kepada detikBali saat dimintai konfirmasi, Rabu (13/8).

Adapun rincian kerugian materiil yang dialami Ahmed mencakup biaya medical check up dan berobat sebesar Rp 26.062.748, 9 bulan pemotongan gaji sebesar Rp 979.156.100, dan biaya asuransi selama 9 bulan senilai Rp 1.113.840. Kerugian lainnya yakni berupa biaya tiket pulang-pergi Dubai-Bali senilai Rp 20.373.400. Total kerugiannya mencapai Rp 1.026.706.088.

Tak hanya itu, Atmaja memerinci, Ahmed juga mengalami kerugian immateriel berupa biaya pengobatan jangka panjang Rp 1.251.722.592, potensi kehilangan pendapatan atau gaji Rp 108.795.122×12 bulan×20 tahun Rp 26.110.829.333, serta estimasi kenaikan premi asuransi Rp 1.113.840 ÷ 9 bulan Rp 123.760,00 per bulan.

"Dari uraian tersebut, disimpulkan total kerugian materiel dan immateriil Rp 28.441.721.333," kata Atmaja.

3. Padahal Sudah Booking, Turis Prancis Tetap Gagal Nginap di Hotel Bintang

Ilustrasi hotel Ilustrasi hotel (Getty Images/davit85)

Wisatawan asal Prancis kecewa berat setelah mengetahui hotel bintang lima yang mereka pesan untuk liburan di Maroko ternyata tidak memiliki kamar kosong. Bukan satu atau dua turis, namun puluhan pelancong mengalami nasib serupa.

Mengutip Marocco World News, Mingggu (17/8/2025) salah satu turis yang gagal menginap itu adalah Dylan. Dia pergi bersama orang tua dan pasangannya mengaku telah memesan kamar di White Beach.

Dylan dan keluarganya tiba di Maroko pada 31 Juli. Saat tiba di lokasi penjemputan, mereka justru mendengar keributan antara beberapa turis dan perwakilan agen perjalanan.

"Kami diberi tahu bahwa hotelnya overbooking, kamar penuh," ujar Dylan.

Agen tur menawarkan hotel pengganti, yakni Palais des Roses di Agadir. Mereka meyakinkan bahwa satu-satunya perbedaan adalah kehadiran tamu anak-anak, sementara hotel tersebut disebut baru direnovasi.

Namun kenyataannya jauh dari yang dijanjikan. Dylan menggambarkan hotel pengganti itu secara fasilitas sangat jauh berbeda dari hotel yang ia pesan sebelumnya. Dia juga menyebut sekitar 20 hingga 30 turis lain mengalami nasib serupa hari itu, sementara sekitar 50 lainnya terkena dampaknya pekan sebelumnya.

Karena khawatir kehilangan akomodasi di tengah musim liburan, sebagian besar dari mereka terpaksa menerima pemindahan. Dan upaya Dylan menghubungi agen di Prancis pun gagal.

"Ini sebuah kebohongan, manipulasi, dan upaya untuk memaksa kami menandatangani dokumen yang melepaskan hak atas pengembalian dana," kata pengalamannya pada platform LinkedIn.

4. Bus Pun Tak Lagi Memutar Musik di Perjalanan

Bus baru PO SAN Bus tak lagi memasang lagu ketimbang harus membayar royalti, (Instagram @adiputro_official)

Penumpang bus akan merasakan suasana berbeda saat dalam perjalanan. Manajemen bus mulai menghentikan layanan musik atau lagu setelah aturan baru terkait pembayaran royalti musik.

Salah satu PO Bus yang menghentikan pemutaran lagu atau musik itu adalah PT SAN Putra Sejahtera atau PO SAN.

"SAN Lovers tersayang, manajemen PT. SAN Putra Sejahtera senantiasa mentaati aturan dalam PP No. 56 Tahun 2021 mengenai Pengelolaan Royalti Hak Cipta Lagu dan/Musik di Angkutan Umum termasuk bus. Untuk menghindari adanya pelanggaran atas peraturan tersebut maka dengan ini manajemen PT. SAN Putra Sejahtera untuk sementara waktu tidak lagi memutarkan lagu atau musik di dalam bus PO. SAN selama perjalanan," tulis akun PO SAN di Instagram.

Penghentian itu dilakukan agar tidak ada biaya tambahan untuk tarif bus. "Hal ini kami lakukan agar tidak membebani pelanggan PO. SAN dengan komponen biaya royalti di dalam tarif tiket SAN," tulis PO SAN.

5. PO SAN Hentikan Pemutaran Musik di Bus, Hasil Diskusi dengan AKSI

Read Entire Article