Menyambut Hari Raya Idul Fitri, Sentra Terpadu Inten Soeweno (STIS) Kementerian Sosial telah melakukan persiapan untuk memastikan kenyamanan para penghuninya.
"Karena memang kita pelayanannya 24 jam, di sini memang ada yang stay," kata Pembina Asrama Vokasional Putra, Rudi Febriyanto saat ditemui di STIS, Bogor, Rabu (7/5).
Rudi menyebutkan dari total 55 penghuni asrama, 20 orang yang domisilinya di Jabodetabek akan pulang ke rumah masing-masing untuk merayakan Lebaran. Sementara itu, sekitar 35 penghuni lainnya akan tetap tinggal di asrama.
Para penghuni asrama di antaranya merupakan penyandang disabilitas yang akan mendapatkan pelatihan vokasional selama 6 bulan di STIS. Mereka menginap selama 6 bulan hingga akhirnya siap disalurkan untuk bekerja.
"Sekitar 35 orang masih di sini, rumah mereka jauh, ada yang di Padang, Aceh, Bengkulu, dan Palembang," katanya.
Ia menjelaskan keputusan mereka tidak pulang, selain karena jarak rumah yang jauh juga karena biaya perjalanan yang mahal. Namun, STIS asrama telah menyiapkan program kegiatan untuk memastikan penghuni yang tidak pulang merasa nyaman dan bahagia.
"Kita telah menyiapkan program kegiatan untuk penghuni yang tidak pulang, seperti takbiran dan salat Id berjemaah," kata Rudi.
Ia juga memastikan STIS memperbolehkan orang tua atau saudara penghuni untuk berkunjung dan menginap di asrama, jika perlu. Ia berusaha membuat penghuninya merasa di rumah sendiri.
"Kami berusaha untuk membuat mereka merasa tidak sendirian dan tetap dapat merayakan hari raya dengan nyaman," katanya.
Rudi mengatakan sejak awal sudah menginformasikan kepada peserta pelatihan bahwa vokasional dilaksanakan bertepatan dengan momen Ramadan dan Lebaran. Para peserta pun bersedia dengan izin orang tua.
"Saat orang tuanya mungkin menginap 1 sampai 2 hari silakan," katanya.
Saat Idul Fitri, biasanya ia sebagai kepala asrama akan memandu penghuni asrama untuk solat Ied berjamaah ke masjid. Para peserta yang semuanya penyandang disabilitas biasanya memang membutuhkan pendampingan.
"Ada yang gunakan alat bantu kursi roda, tongkat. Habis dari masjid, kta kawal lagi," katanya.
Selepas salat, ia menuturkan STIS biasanya akan mengisi kegiatan liburan dengan olahraga hingga nonton bareng untuk mengusir kepenatan. Bila ada keluarga yang ingin mengajak pergi maka diperbolehkan dengan mengisi surat izin.
"Misalkan jalan-jalan sendiri tidak diizinkan, takut ada apa-apa. Mereka tanggung jawab kita di sini," katanya.