Sehari di Bali? Jelas Tak Cukup

2 weeks ago 9

Jakarta -

Cerita ke Bali tidak pernah habis. Selalu ada kisah menarik di Pulau Dewata. Ini pengalaman pertama berpijak di Pulau Dewata, secuil kisah yang ku tangkap sehari di sana.

Saran pertama kalau pergi ke Bali adalah sewa sepeda motor. Aku pernah hidup di Banjarmasin, Jakarta dan Yogyakarta. Tapi dari semua tempat ini, hanya di Bali ku temukan banyak warga asing mengendarai sepeda motor.

Kapan lagi bisa merasakan samping-sampingan dengan bule sama-sama sebagai pengendara sepeda motor, bukan sekadar penumpang?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah beberapa hari sebelumnya menonton penampilan tari kecak dan menikmati makan seafood di pinggir pantai, sampailah di hari terakhir kami di Jimbaran.

Desa Penglipuran

Sebelum melanjutkan perjalanan ke Kuta Selatan, kami merencanakan one day trip bersama tour guide. Pagi buta kami dijemput di salah satu villa di daerah Jimbaran. Tujuan pertama adalah Desa Penglipuran.

Desa ini pernah mendapatkan predikat salah satu desa terbersih di dunia dari UNESCO. Jarak dari Jimbaran menuju desa ini lumayan jauh sehingga berangkat pagi adalah salah satu cara agar golden hour masih bisa didapat.

Foto adalah salah satu cara menangkap momen, tetapi terlalu mengejar foto tanpa meninggalkan kesan di memori bagiku tiada artinya.

"Banyak wisatawan yang ingin mengejar foto di banyak tempat wisata akhirnya keburu-buru, belum menikmati tempatnya langsung pergi lagi karena dikejar waktu," salah satu cerita dari tour guide yang kami amini.

Hal ini yang membuat kami menghabiskan lumayan lama di Desa Penglipuran. Tidak hanya untuk menumpuk banyak kenangan dari foto, tapi juga dari memori.

Seperti desa wisata pada umumnya, di sini banyak warga yang menjual berbagai cenderamata. Selain itu, untuk yang ingin merasakan jadi warlok, penyediaan baju adat juga banyak.

Kami juga memakainya, "Prewed kedua ya mas mbak," ujar tour guide, kami tersenyum.

Kafe di Batur

Puas menikmati keindahan Penglipuran, kami mengisi tenaga di Kintamani dengan mendatangi salah satu kafe yang menawarkan pemandangan Gunung Batur.

Perbedaan dengan kafe-kafe lain memang hanya pemandangan, dari segi makanan tidak ada yang istimewa.

Namun, kapan lagi mengisi energi jasmani ditemani keindahan Gunung Batur yang megah? Setelah kenyang, kami menuju Pura Tirta Empul yang berada di Gianyar.

Pura Tirta Empul

Pernah mendengar tradisi melukat? Pura ini adalah salah satu tempat yang terkenal didatangi wisatawan untuk melukat.

Saat di sana banyak warga baik lokal maupun mancanegara yang sedang bersiap melukat maupun yang sudah berada di lokasi melukat.

Sama seperti saat di Penglipuran, kami habiskan waktu untuk mengisi memori-memori di kepala, bukan hanya lewat mata.

Pasar Sukawati

Sebagai wisatawan, penutup one day trip kami adalah pembelian oleh-oleh. Tujuan kami adalah Pasar Sukawati.

Ingat, karena ini adalah pasar, harga barang yang ditawarkan bisa sangat murah atau mahal tergantung dari kemampuan kita menawar.

Silakan berkreasi untuk mendapatkan oleh-oleh terbaik dengan harga termurah di tempat ini. Desa Panglipuran, Kintamani, Pura Tirta Empul, dan Pasar Sukawati. Apakah mendatangi tempat-tempat ini dalam sehari terlalu sedikit?

Kalau mengincar foto dengan tempat yang beragam, tentu iya. Tapi semuanya kembali lagi, apa yang kita cari di Bali.

---

Yuk ikut menjelajah keindahan Sumenep dengan mengirim cerita perjalanan kamu. Klik di sini.

(msl/msl)

Read Entire Article