Jakarta -
Gas bumi memiliki peran penting dalam transisi energi menuju net zero emission (NZE). Oleh karena itu, pemanfaatan bahan bakar ramah lingkungan ini perlu dioptimalkan.
"Transisi energi, peningkatan penggunaan bahan bakar rendah karbon, dan pembangunan infrastruktur energi dalam rangka penyediaan energi yang berkeadilan merupakan isu strategis bidang energi yang saat ini menjadi fokus utama," ungkap Anggota Komite BPH Migas, Iwan Prasetya Adhi dalam keterangannya dikutip Selasa (14/7/2024).
Gas bumi perlu dioptimalkan pemanfaatannya karena ketersediaannya yang cukup dan lebih ramah lingkungan dibandingkan energi fosil lain. Faktor ketersediaan gas bumi juga positif secara ekonomi. Dengan besarnya volume cadangan yang ada maka akan lebih menguntungkan karena dapat dilakukan perencanaan secara jangka panjang, transparan dan dapat diandalkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, Iwan mengakui bahwa masih terdapat sejumlah tantangan dalam rangka optimalisasi gas bumi sebagai energi transisi ini. Di antaranya adalah kebutuhan peningkatan ketersediaan infrastruktur, minat investasi, kepastian pasokan gas bumi dan kemudahan birokrasi, dan perizinan.
"Agar optimasi (gas bumi) berjalan lancar, diperlukan perencanaan energi lintas sektor dan jangka panjang," ujarnya.
Iwan mengungkapkan bahwa penerapan bahan bakar minyak (BBM) yang lebih ramah lingkungan dan peningkatan pemanfaatan gas bumi sebagai energi transisi sebaiknya dipertimbangkan dalam penyusunan program kerja jangka panjang maupun rencana kerja tahunan BPH Migas.
"Eksistensi BPH Migas sebagai badan pengatur bidang hilir migas perlu didukung dengan program kegiatan yang mempertimbangkan perkembangan migas dan tetap berpedoman pada perundangan yang berlaku," terangnya.
(acd/rrd)