Jakarta -
Wakil Ketua MPR, Fadel Muhammad menanggapi pencabutan TAP MPRS No. 33/MPRS/1967 yang berisi Pencabutan Kekuasaan Pemerintah Negara dari Presiden Soekarno. Tuduhan bahwa Soekarno melindungi tokoh-tokoh dari Partai Komunis Indonesia (PKI) sudah tidak terbukti.
Penyerahan dokumen dilakukan dari Pimpinan MPR kepada Menteri Hukum dan HAM dan Keluarga Bung Karno. Dalam acara tersebut MPR resmi menyetujui pencabutan TAP MPRS No. XXXIII/MPRS/1967 tentang Pencabutan Kekuasaan Pemerintah Negara dari Presiden Soekarno. Dalam TAP yang ada berbunyi Presiden Soekarno disebut melindungi tokoh-tokoh Partai Komunis Indonesia (PKI). Dengan pencabutan TAP tersebut maka segala tuduhan yang ditujukan kepada Soekarno menjadi gugur dan tidak terbukti.
"Namun Ibu Mega ingin kabar pencabutan TAP itu dan pemberian dokumen digelar di MPR," ungkap Fadel Muhammad dalam keterangannya, Selasa (09/10/2024).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Harapan dari Presiden V Republik Indonesia sekaligus Ketua Umum PDIP itu agar seluruh rakyat dan bangsa Indonesia mengerti bahwa langkah politik yang dilakukan pada tahun 1967 merupakan sebuah kekeliruan masa lalu. "Pimpinan MPR setuju usulan Ibu Mega dan kita buat acara pada hari ini," ujar Fadel Muhammad.
Fadel menegaskan bila Soekarno tidak mengembangkan sosialisme maka paham liberalisme dan kapitalisme akan berkembang kuat di Tanah Air.
Hal-hal demikian menurutnya perlu didiskusikan kembali dan perlu diangkat ke permukaan. Ia mengatakan selama ini muncul gap yang dalam antara orang kaya dan miskin. Jumlah orang kaya dan miskin disebut seperti piramida.
"Ini bisa terjadi karena meninggalkan pikiran-pikiran Bung Karno," tuturnya.
Soekarno mengemukakan gagasan-gagasan tentang sosialisme. Meski demikian, sosialisme yang diinginkan adalah sosialisme yang berketuhanan dan untuk kepentingan rakyat. Kata sosialisme oleh sebagian orang dianggap berkonotasi negatif.
"Tetapi pikiran Soekarno tentang sosialisme tidak demikian. Sosialisme yang ingin dikembangkan adalah sosialisme yang berketuhanan dan untuk kepentingan rakyat," ujar Fadel Muhammad. "Kalau saya memahami ini adalah sosialisme Islam," tambah pria yang juga menjadi Guru Besar Universitas Brawijaya itu.
Fadel Muhammad mengatakan Keluarga Bung Karno, terutama Guntur dan Megawati mengucapkan terima kasih kepada MPR. "Ibu Mega sampai terharu dan berkaca-kaca matanya," ungkapnya. "Di usianya yang sudah semakin sepuh, Mas Guntur bisa melihat nama Bapaknya dipulihkan," tambahnya.
Bertempat di Ruang Delegasi, Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta 9 September 2024, MPR menggelar acara 'Silaturahmi Kebangsaan Pimpinan MPR Dengan Presiden V Republik Indonesia dan Penyerahan Surat Pimpinan MPR Kepada Keluarga Bung Karno Tentang Tidak Berlakunya Lagi TAP MPRS No. XXXIII/MPRS/1967'.
Ketua MPR Bambang Soesatyo, Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah, Ahmad Muzani, Muhammad Hidayat Nur Wahid, Fadel Muhammad, dan Menteri Hukum dan HAM Supratman Andi Agtas hadir di acara itu.
Keluarga Bung Karno yakni Megawati Soekarnoputri, Guntur Soekarnoputra, Sukmawati Soekarnoputri, dan Guruh Soekarnoputra hadir. Di antara ratusan undangan lainnya, juga banyak hadir anggota MPR/DPR dari Fraksi PDIP, serta Sekjen MPR Siti Fauziah.
(prf/ega)