Pemprov Lampung Targetkan 500 Dryer untuk Dukung Hilirisasi Pertanian

2 months ago 8
Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, saat meninjau dan mengoperasikan mesin pengering dryer kepada Koperasi Pertanian Serbajadi Sukses Bersama di Desa Bandarrejo, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan | Foto : Dok. Diskominfotik Lampung

Lampung Geh, Lampung Selatan – Pemerintah Provinsi Lampung menargetkan pengadaan 500 unit dryer (alat pengering gabah dan jagung) berkapasitas 20 ton sebagai bagian dari strategi percepatan hilirisasi pertanian di wilayahnya.

Langkah awal dari program ini ditandai dengan penyerahan satu unit Dryer Rice Milling Unit (DRMU) kepada Koperasi Pertanian Serbajadi Sukses Bersama di Desa Bandarrejo, Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan, pada Jumat (16/5).

Gubernur Lampung, Rahmat Mirzani Djausal, hadir langsung meninjau sekaligus mengoperasikan mesin pengering tersebut.

Ia juga mengecek fasilitas penggilingan dan penyimpanan milik koperasi guna memastikan kesiapan sarana penunjang program hilirisasi pertanian.

“Produksi gabah padi Lampung saat ini menempati peringkat lima nasional, sementara produksi jagung menempati posisi ketiga. Dari dua komoditas ini, ada sekitar 1,5 juta petani yang menggantungkan hidupnya,” kata Gubernur Mirza.

Namun, ia menyoroti masih banyaknya petani yang belum bisa menikmati hasil maksimal dari panen mereka karena keterbatasan fasilitas pengeringan pascapanen.

“Kondisi gabah dan jagung yang belum kering membuat produk cepat rusak dan dijual dengan harga rendah. Ini seringkali dimanfaatkan oleh tengkulak,” lanjutnya.

Menurut Gubernur Mirza, kehadiran alat pengering tersebut diharapkan mampu menekan kerugian petani dan meningkatkan nilai jual hasil panen.

“Dengan adanya dryer ini, petani bisa menyimpan hasil panennya lebih lama. Ini akan meningkatkan posisi tawar petani terhadap pedagang, pengumpul, bahkan industri,” jelasnya.

Gubernur Mirza menambahkan, untuk menopang volume produksi gabah dan jagung yang besar di Provinsi Lampung, dibutuhkan setidaknya 500 unit dryer dengan kapasitas serupa.

“Kita masih butuh 500 dryer 20 ton untuk menjangkau seluruh titik produksi di Lampung. Ini bagian dari pembangunan fondasi hilirisasi pertanian kita,” ujarnya.

Tidak hanya pengadaan dryer, Pemerintah Provinsi juga merencanakan pembangunan silo atau gudang penyimpanan modern sebagai sarana pendukung.

Silo ini nantinya akan menjadi titik awal dari proses hilirisasi jagung berbasis industri di tingkat desa.

“Nanti jika sudah ada silo, maka Lampung pada tahun 2028 akan bisa melakukan hilirisasi jagung secara basis industri. Kita akan membuat konsentrat atau tepung jagung di tingkat desa dan kecamatan, membuat tepung ikan, dan ini akan meningkatkan pendapatan petani berkali-kali lipat,” ungkapnya.

Ia juga mengajak Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan untuk berkolaborasi secara aktif mendukung percepatan hilirisasi.

Gubernur Mirza menegaskan, peran strategis kabupaten ini sebagai lumbung gabah terbesar di Provinsi Lampung.

“Kolaborasi Lampung Selatan sangat penting untuk mendorong hilirisasi jagung dan beras secara menyeluruh di provinsi ini,” ungkapnya.

Read Entire Article