Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut ledakan alat komunikasi yang terjadi di Lebanon pada pekan ini adalah kejahatan perang. Hizbullah menuduh Israel sebagai dalang serangan.
Ledakan pada pager dan walkie talkie yang terjadi pada Selasa dan Rabu kemarin menewaskan 37 orang. Nyaris 3 ribu warga lainnya menderita luka.
Peristiwa yang terjadi di Lebanon membuat Dewan Keamanan PBB menggelar pertemuan darurat pada Jumat (20/9), waktu setempat. Pada pertemuan itu, Kepala Urusan HAM PBB, Volker Turk, membeberkan alasan kenapa kejadian di Lebanon adalah kejahatan perang.
"Hukum kemanusiaan internasional melarang penggunaan alat-alat jebakan dalam bentuk benda-benda portabel yang sepertinya tak berbahaya," kata Turk seperti dikutip dari AFP.
"Merupakan kejahatan perang bila melakukan kekerasan demi menebar teror di tengah warga sipil," sambung dia.
Turk menambahkan, penyelidikan independen, teliti, dan transparan harus dilakukan untuk mengungkap siapa pelaku sebenarnya
Adapun diplomat Lebanon yang hadir pada pertemuan darurat DK PBB, Abdallah Bou Habib, menegaskan aksi Israel adalah sebuah metode brutal dan teror.
"Israel lewat agresi terorisnya sudah melanggar prinsip dasar hukum kemanusiaan internasional," kata Habib.
Sedangkan Israel sampai saat ini memilih bungkam atas teror ledakan pager dan walkie-talkie di Lebanon. Kendati demikian, Israel memastikan akan terus menargetkan serangannya kepada kelompok yang dianggapnya teroris.
"Saya sampaikan kepada kalian, kami akan melakukan apa pun untuk menargetkan para teroris," kata Dubes Israel untuk PBB Danny Danon.