
Israel meluncurkan serangan darat berskala besar di Gaza. Serangan ini diberi nama Operasi Kereta Perang Gideon.
Dikutip dari AFP, ratusan orang tewas dalam beberapa serangan yang terjadi sejak Jumat (16/5). Operasi ini diluncurkan Israel untuk membebaskan warga yang disandera Hamas.
Israel mengumumkan serangan darat yang ekstensif beberapa jam setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengisyaratkan negaranya terbuka untuk kesepakatan damai dengan Hamas.
Militer Israel mengatakan selama sehari terakhir pasukannya telah memulai operasi darat ekstensif di seluruh Jalur Gaza utara dan selatan. Mereka mengeklaim telah membunuh beberapa anggota Hamas dan merusak infrasutruktur kelompok itu.
Adapun pada Jumat (16/5) Badan Pertahanan Sipil di Gaza mengatakan serangan Israel setidaknya menewaskan 100 orang. Sedangkan tentara Israel mengatakan, sepanjang 24 jam sejak Jumat mereka menargetkan serangan ke 150 target di seluruh Gaza.
Kepala urusan HAM PBB Volker Turk mengecam gelombang serangan besar terbaru Israel ke Gaza. Dia mengatakan serangan ini bagian upaya Israel membersihkan warga Palestina dari Gaza.
"Serangan bom terbaru ini dan penolakan bantuan kemanusiaan menggarisbawahi bahwa tampaknya ada dorongan untuk perubahan demografi permanen di Gaza yang bertentangan dengan hukum internasional dan sama saja dengan pembersihan etnis," kata Volker Turk dalam sebuah pernyataan.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump juga telah mengakui banyak warga Gaza kelaparan karena serangan dan blokade bantuan dari Israel.
“Kami sedang melihat Gaza. Dan kami akan mengurusnya," ucap Trump.