
Kepala SMP di Kota Depok Ety Kuswandari, buka suara terkait kasus dugaan pelecehan terhadap siswi yang dilakukan oknum guru di sekolahnya.
Ety menjelaskan, kasus tersebut mencuat pada 13 Maret 2025 tentang adanya video yang beredar di grup WhatsApp yang berisi percakapan.
Kemudian salah satu orang tua siswi datang ke sekolah menemuinya dan melakukan musyawarah.
"Kami adakan klarifikasi soal video itu yang merupakan hasil percakapan dihadiri PJ kelas, orang tua dari hasil pertemuan itu menghasilkan keputusan bahwa masalah ini telah selesai secara kekeluargaan," ungkapnya.
Namun hasil pertemuan itu tidak tertulis dan akhirnya kata Ety, mencuat kembali dari postingan di media sosial. Narasi yang beredar masih sama, yakni pelecehan terhadap siswi yang kemudian jadi viral.
Ety mengatakan postingan itu diunggah oleh salah satu guru ekstrakurikuler. Merespons situasi tersebut, Ety mengambil beberapa langkah administratif.
Ia menyampaikan bahwa pada 10 April 2025, pihaknya telah mengeluarkan Surat Peringatan (SP) 1 terhadap oknum guru tersebut.
Dalam surat itu, guru yang bersangkutan juga diarahkan untuk melakukan pemeriksaan kejiwaan ke psikiater.
"(Dia) bersedia menjalani pemeriksaan psikiater," ujar Ety.
Kemudian, setelah kejadian viral kembali mencuat, pihak sekolah mengeluarkan SP2 pada 22 Mei 2025, sebagai lanjutan dari langkah disipliner terhadap guru yang bersangkutan.
Selain itu, surat juga dikirimkan ke Dinas Pendidikan Kota Depok untuk menangani masalah ini secara kelembagaan.
Ety juga menegaskan hingga saat ini hanya satu siswi yang terlibat dalam masalah tersebut berdasarkan data resmi sekolah.
“Yang saya ketahui hanya satu siswi. Itu pun bentuknya verbal," ungkapnya.