
Kementerian Agama (Kemenag) memastikan pembagian kartu Nusuk untuk jemaah haji berjalan lancar. Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, Hilman Latief, mengungkapkan penerbitan kartu Nusuk melonjak signifikan dan telah mencapai lebih dari 90 persen.
Kartu Nusuk adalah identitas digital yang harus digunakan oleh seluruh jemaah haji selama berada di Arab Saudi. Kartu ini menjadi semacam 'paspor perhajian' yang digunakan untuk mengakses lokasi dan layanan perhajian, termasuk di Masjidil Haram serta Arafah, Mizdalifah, dan Mina.
“Beberapa hari lalu, angka penerbitan Nusuk masih berada di kisaran 70 hingga 82 persen. Alhamdulilah, hari ini sudah di atas 90 persen, bahkan ada yang sudah 95 hingga 97 persen,” ujar Hilman di Bandara King Abdulaziz, Jeddah, Sabtu (23/5).

Hilman menjelaskan, lonjakan ini merupakan hasil dari strategi komunikasi yang intensif antara petugas haji Indonesia, perusahaan penyedia layanan, dan Kementerian Haji Arab Saudi. Komunikasi tersebut mencakup pendataan kedatangan jemaah, distribusi jemaah ke hotel, serta identifikasi jemaah yang belum menerima kartu Nusuk.
“Sudah ada mekanisme yang kami terapkan sejak sepekan lalu agar proses ini lebih cepat dan terkoordinasi. Harapannya, ritme ini bisa terus terjaga agar jemaah mendapatkan kemudahan beribadah di Masjidil Haram,” ungkap Hilman.
Kartu Nusuk Digital

Kini, Hilman menyebut kartu Nusuk dapat diakses secara digital melalui aplikasi Tawakkalna. Hal itu memudahkan jemaah yang telah tiba di Arab Saudi.
“Sebagian jemaah sudah mencobanya dan mereka menyampaikan informasi ini ke jemaah lain. Bahkan kartu digital ini bisa diunduh ke handphone dan digunakan setiap saat,” terang Hilman.
Terkait dinamika data jemaah, Hilman menyebut bahwa perbedaan data yang sempat terjadi di pekan awal keberangkatan terjadi akibat perubahan di embarkasi, pembatalan, atau perpindahan jemaah telah diselesaikan.
“Kami sudah kunci data jemaah 17 jam sebelum keberangkatan. Data ini menjadi rujukan bersama antara Kemenag, penyedia layanan (Wukalla), dan pusat layanan di Arab Saudi,” ungkap Hilman.
Hilman juga mengingatkan jemaah agar tidak berpindah hotel secara mandiri tanpa koordinasi dengan petugas.
“Kami sedang menata ulang data akomodasi, termasuk jemaah lansia yang harus bergabung dengan pendampingnya. Jangan ada yang tercecer, terutama saat fase puncak haji di Arafah,” tutur Hilman.