Naik gunung seperti candu. Meski aktivitas ini melelahkan, menghabiskan banyak waktu dan uang, tapi tak pernah sepi peminat. Selalu ada alasan untuk kembali.
Akhir pekan, apalagi saat libur panjang, biasanya menjadi waktu favorit mendaki. Bersama teman, pasangan, atau keluarga.
Tren ini menjadi peluang usaha di bidang peralatan kegiatan luar ruang atau outdoor. Alasannya, karena setiap mendaki pasti membutuhkan banyak alat mulai dari tenda, sepatu, jaket, alat masak, tas carrier, dan lainnya.
Seperti tak pernah mati, bisnis peralatan outdoor baru selalu bermunculan. Salah satunya Big Adventure yang didirikan Biga Muhammad pada 2017 di Bekasi, Jawa Barat.
Biga mengatakan, tren bisnis peralatan outdoor cenderung meningkat. Setelah pandemi, ada perubahan gaya hidup di masyarakat yang jadi lebih menyukai kegiatan di luar ruang. Barang-barang yang dijual pun laris manis.
"Saat ini, semakin banyak yang mencoba untuk naik gunung dan berakhir jadi hobi. Apalagi sekarang mulai banyak figur-figur yang mencoba untuk naik gunung, pastinya banyak yang terinspirasi untuk mencoba juga kegiatan ini juga," ujarnya kepada kumparan, dikutip Sabtu (24/8).
Transaksi penjualan Big Adventure meningkat hingga 3 kali lipat saat libur hari raya, akhir pekan, dan libur akhir tahun. Terutama di bulan-bulan musim kemarau karena jadi momen favorit mendaki.
"Biasanya di musim ini adalah momen para pelaku kegiatan outdoor meng-upgrade produk-produknya untuk digunakan di pendakian yang akan datang," lanjutnya.
Apalagi saat ada pemeran outdoor seperti Indonesia Outdoor Festival atau Indofest di JCC, Jakarta, tiap tahun, jadi momen industri peralatan outdoor, termasuk Biga, mengerek penjualan mereka.
"Biasanya di awal musim kemarau banyak pameran-pameran outdoor yang diselenggarakan. Ini adalah sumber pendapatan yang paling besar untuk industri outdoor karena pengunjung bisa mencapai puluhan ribu," ujarnya.
Selain Big Adventure, ada Merapi Mountain. Toko Read Entire Article