Menteri PPPA Sebut Pelecehan Seksual Marak karena Kesehatan Mental Tak Terjaga

2 months ago 10
 Rivan Awal Lingga/ANTARA FOTOMenteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi. Foto: Rivan Awal Lingga/ANTARA FOTO

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifatul Choiri Fauzi menilai perilaku pelecehan seksual yang banyak terungkap belakangan ini, salah satunya dipicu karena kondisi kesehatan mental yang tidak terjaga. Ia menilai, kesehatan mental masyarakat Indonesia saat ini sangat mengkhawatirkan.

"Kekerasan seksual itu terjadi di mana-mana. Karena sebetulnya, kesehatan mental masyarakat kita dalam posisi yang sangat mengkhawatirkan," ujarnya seusai mengunjungi Kantor UPTD DPPPA Sulsel di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (23/5), dilansir Antara.

Arifah mengatakan, Kementerian PPPA telah merumuskan sejumlah solusi untuk mengatasi masalah yang memprihatinkan ini. Salah satunya dengan menggiatkan program dari kementeriannya yang telah berjalan sejak beberapa waktu lalu.

"Salah satu solusi yang kami tawarkan adalah pola asuh penguatan dalam kekeluargaan di dalam sebuah keluarga. Kami melalui program prioritas salah satunya adalah ruang bersama Indonesia," tuturnya.

Ia menjelaskan, program ruang bersama Indonesia tersebut berbasis cerita ini dapat dilakukan dalam berbagai hal tentunya kolaborasi dengan berbagai kementerian dan lembaga guna menyelesaikan persoalan yang dialami masyarakat salah satunya tentang kekerasan seksual.

Menurut Arifatul Fauzi, kekerasan seksual yang marak terjadi akhir-akhir ini hingga menjadi keprihatinan bersama, maka tentu harus diselesaikan secara bersama-sama. Karena, persoalan seperti ini diselesaikan sendiri oleh Kementerian PPPA.

"Kita akan bergandengan tangan dengan berbagai pihak, apa yang bisa kita kolaborasikan untuk menguatkan keluarga di tingkat grassroot (masyarakat lapisan bawah) itu," ucapnya menyarankan.

Selain itu, upaya lain yang dilakukan adalah melakukan kerja sama Kementerian Perguruan Tinggi (Kemendikti) untuk turun bersama mengawasi masa orientasi studi dan pengenalan kampus atau ospek dan memberikan pembekalan wawasan sekaitan pencegahan perilaku kekerasan seksual.

"Dengan Kemendikti kita turun bersama pada ospek di beberapa kampus, kami akan menyampaikan tentang pencegahan kekerasan seksual terhadap perempuan di lingkungan sarana pendidikan dan dunia pendidikan," kata Arifatul.

"Kita akan ngobrol dengan para mahasiswa untuk pencegahan, apa sih sebetulnya dalam versi anak-anak mahasiswa ini. Jangan-jangan mereka tidak paham bahwa sebetulnya tindakan yang agak sensitif itu sudah menjurus terhadap kekerasan. Jadi, kita harus memberikan pengetahuan," katanya lagi.

Dari berbagai kasus kekerasan seksual, ungkap dia, banyak terjadi dan dilakukan oleh orang-orang terdekatnya, termasuk dari dalam keluarga mereka sendiri karena tidak tulus menyayangi dan memberikan kasih sayang kepada anak-anaknya. Krisis kesehatan mental juga menjadi penyebabnya.

"Sekarang banyak pelaku kekerasan adalah orang terdekat. Maka saya bilang itu tadi adalah kesehatan mental. Selain pola asuh, paling penting juga adalah pendidikan agama bagi anak-anak kita, bagi keluarga.

"Saya yakin kalau pondasi agamanya kuat, mungkin bisa meminimalisir untuk melakukan hal-hal yang tidak diinginkan," ungkap dia menekankan.

Read Entire Article