
Calon presiden Korsel, Lee Jae-myung, mengatakan akan mengupayakan pemulihan komunikasi antara Seoul dan Korea Utara, termasuk melalui hotline militer jika terpilih jadi presiden.
Kedua Korea sebelumnya berkomunikasi menggunakan hotline. Namun, Pyongyang berhenti merespons hotline sejak tahun 2023 karena hubungan kedua saudara ini memburuk.
Sebagaimana dilaporkan Reuters, Rabu (28/5), Lee dalam tulisannya di Facebook mengatakan akan menjaga hubungan yang stabil dengan China. Menurutnya, hubungan Korsel dan China mencapai titik terburuk di bawah pemerintahan sebelumnya.

Ia juga berjanji mengembangkan hubungan AS-Korsel ke level strategis yang komprehensif. Tak hanya itu, Lee juga menanggapi masalah historis dan teritorial masa lalu dengan Jepang, sambil memperkuat hubungan antara Korsel, AS, dan Jepang.
Meski demikian, janji Lee ini menuai kritik. Mantan utusan nuklir, Kim Gunn, mengkritik perubahan kebijakan Lee. Menurutnya, janji Lee itu hanya untuk menarik lebih banyak pemilih moderat.
"Saya pikir terkait janji Lee, kita harus lihat apakah dia dapat mewujudkannya kelak," kata Kim.
Sementara Kim Hyung-suk, mantan wakil menteri unifikasi, mengatakan janji Lee itu tidak membahas ancaman nuklir Korut yang serius. Lee dinilai hanya berusaha untuk membangun hubungan dengan Korut.