
Kepulan asap mengepul di atas Jalur Gaza utara pada Kamis (22/5). Lokasi itu merupakan tempat militer Israel mendesak warga sipil untuk mengungsi.
Tim penyelamat mengatakan serangan Israel di wilayah tersebut menewaskan lebih dari 50 orang.
Peringatan evakuasi terbaru untuk beberapa bagian Kota Gaza dan daerah sekitarnya muncul beberapa jam setelah PBB mengatakan telah mulai mendistribusikan sekitar 90 truk bantuan di Gaza. Bantuan ini merupakan pengiriman pertama sejak Israel memberlakukan blokade total pada tanggal 2 Maret.
Di bawah tekanan global untuk mencabut blokade dan menghentikan serangan, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dia terbuka terhadap opsi gencatan senjata sementara, tetapi menegaskan kembali bahwa militer bertujuan untuk membawa seluruh Gaza di bawah kendalinya.
Dalam pernyataan berbahasa Arab pada hari Kamis, militer mengatakan bahwa mereka bertindak "dengan kekuatan yang besar" di 14 wilayah di Jalur Gaza utara, termasuk bagian dari Kota Gaza dan kamp pengungsi Jabalia.
Sebuah peta yang dipasang di samping peringatan tersebut menunjukkan sebidang wilayah yang ditandai dengan warna merah. Tentara Israel menuding "organisasi teroris" beroperasi di sana dan mendesak warga sipil untuk pindah ke selatan.
Sebagian besar dari 2,4 juta penduduk Gaza telah mengungsi setidaknya sekali selama perang.
Juru bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan bahwa sejumlah kecil truk yang membawa tepung dicegat oleh penduduk dan isinya diturunkan. Namun, dia menekankan itu bukan tindakan kriminal yang melibatkan orang-orang bersenjata.
"Apa yang kadang saya sebut sebagai distribusi sendiri, yang menurut saya hanya mencerminkan tingkat kecemasan yang sangat tinggi yang dirasakan oleh warga Gaza karena tidak mengetahui kapan pengiriman kemanusiaan berikutnya akan dilakukan," kata dia.