
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyampaikan bahwa proyek pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik (electric vehicles/EV) di Indonesia akan segera memasuki tahap groundbreaking.
Bahlil memastikan bahwa konsorsium yang terlibat sudah mendapatkan restu dari Presiden Prabowo Subianto dan siap memulai pembangunan dalam waktu dekat.
“Nah sekarang tinggal kurang lebih sekitar USD 8 miliar mulai juga sebagian dari hulu-hilir sampai dengan baterai cell 20 giga itu Alhamdulillah sudah diputuskan, sudah disetujui oleh Bapak Presiden, atas arahan Bapak Presiden sekarang sudah dilakukan oleh konsorsium Huayou dan ini tidak ada masalah lagi. Dan ini sudah siap untuk dilakukan groundbreaking,” ujar Bahlil dalam konferensi pers di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (22/5).
Bahlil menjelaskan, skema kepemilikan saham dalam proyek ini tetap sesuai rencana awal. Untuk bagian hulu, BUMN akan memegang saham sebesar 50 persen. Sementara dalam joint venture (JV) berikutnya, porsi saham yang sudah firm saat ini berada di angka 30 persen.
“Di mana porsi saham untuk di hulunya tetap sesuai dengan perencanaan kita 50% dalam BUMN sementara di JV berikutnya itu sekarang 30 persen," ucap dia.
Namun, ia menjelaskan, pemerintah tengah mengupayakan peningkatan porsi saham karena Danantara juga akan ikut berpartisipasi dalam konsorsium tersebut.
"Tapi kita lagi mengupayakan untuk ada kenaikan karena Danantara juga akan ikut berpartisipasi nah ini arahan Bapak Presiden kita akan memaksimalkan untuk di atas 40 persen bahkan sampai dengan 50 persen, tapi semua itu dalam proses negosiasi tapi yang sudah firm sekarang adalah di angka 51 di Hulu kemudian di JV berikutnya sekitar 30 persen itu satu,” jelas Bahlil.
Saat ditanya soal waktu pelaksanaan peletakan batu pertama (groundbreaking), Bahlil menjawab sebelum Agustus 2025.
"Sebelum Agustus," pungkasnya.