Home > Kabar Friday, 13 Sep 2024, 20:26 WIB
Cuaca ekstrem mendominasi bencana yang terjadi di Kota Sukabumi.
SUKABUMI--Sebanyak 247 kali kejadian bencana terjang Kota Sukabumi dalam rentang waktu Januari-Agustus 2024. Dari ratusan kali kejadian tersebut bencana yang paling banyak terjadi adalah cuaca ekstrem. Hal ini didasarkan dari Sistem Informasi Elektronik Data Bencana (SiEdan) yang dihimpun BPBD Kota Sukabumi. Di mana, pada awal Triwulan II mulai 1 Januari sampai dengan 31 Agustus 2024, secara aggregate tercatat sebanyak 247 kali kejadian yang tersebar di tujuh kecamatan.
'' Bulan April merupakan frekuensi tertinggi yang dilaporkan masyarakat yakni tercatat 72 kasus,'' ujar Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi, Novian Rahmat Taupik, Jumat (13/9/2024). Selanjutnya, bulan Maret 39 kasus, Januari 36 kasus, Mei 35 kasus, Juni 25 kasus, kemudian disusul Juli 14 kasus, Februari 18 kasus, dan bulan Agustus 2 kasus.
Menurut Novian, cuaca ekstrem paling mendominasi sebanyak 107 kali, disusul tanah longsor sebanyak 61 kali, dan banjir sebanyak 43 kali. Kemudian angin topan/beliung 11 kali, kebakaran permukiman sebanyak 14 kali, gempabumi sebanyak 6 kali dan yang terendah kebakaran lahan 1 kali.
Sementara wilayah tertinggi ada di Kecamatan Gunungpuyuh 46 kali yang berasal dari Kelurahan Sriwidari dan Karang Tengah (16 kasus. Kecamatan Warudoyong sebanyak 43 kali yang berasal dari Kelurahan Sukakarya 14 kasus dan Kecamatan Lembursitu 43 kali yang berasal dari Kelurahan Cikundul 15 kasus, Kecamatan Citamiang 33 kali yang berasal dari Kelurahan Nanggeleng 10 kasus.
Berikutnya kata Novian, Kecamatan Baros 31 kali yang berasal dari Kelurahan Sudajaya Hilir 12 kasus. Selanjutnya, Kecamatan Cikole 27 kejadian yang berasal dari Kelurahan Subangjaya 11 kasus dan terakhir Kecamatan Cibeureum 24 kali yang berasal dari Kelurahan Babakan 13 kasus.
'' Sementara itu khusus bulan Agustus tercatat 2 kasus kejadian,'' ungkap Novian. Kebakaran menjadi bencana yang mendominasi dua kali, yaitu kebakaran permukiman 1 kali dan kebakaran lahan 1 kali.
Hal tersebut dikarenakan pada bulan tersebut anomali cuaca yang memasuki musim kemarau. Bulan Agustus ini jumlah jiwa terdampak dua orang dan dua unit bangunan dengan taksiran nilai kerugian Rp 50.000.000 dengan 0,0340 Hektare terdampak. Riga Nurul Iman