REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG-- Universitas Islam Bandung (Unisba) turut mengembangkan dunia pendidikan di Desa Gunung Leutik, Kecamatan Ciparay, Kabupaten Bandung. Yakni, melalui kegiatan pengabdian masyarakat, Unisba menyelenggarakan pelatihan bagi guru madrasah dengan tujuan meningkatkan kompetensi mereka dalam berbagai aspek, mulai dari pengelolaan keuangan hingga metode pengajaran yang efektif.
Pelatihan yang bertajuk “Pelatihan Bina Kompetensi Guru Madrasah untuk Penguatan Literasi Qur’an dan Karakter Siswa” ini diikuti oleh 30 guru madrasah yang tergabung dalam Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah (FKDT) Desa Ciparay. Kegiatan ini difokuskan pada tiga hal utama: transformasi digital, inovasi metode pembelajaran, dan penguatan karakter siswa.
Berdasarkan analisis terhadap kebutuhan di lapangan, pelatihan ini dirancang untuk menjawab sejumlah tantangan yang dihadapi oleh guru madrasah di Desa Gunung Leutik. Koordinator Desa Gunung Leutik mengatakan, sebelumnya DTA Gunung Leutik menghadapi sejumlah kekurangan dalam hal pengajaran dan sistem pendidikan. "Oleh karena itu, pelatihan ini sangat membantu dan memotivasi kami untuk menjadi lebih bersemangat serta lebih terbuka terhadap hal-hal yang sebelumnya belum kami ketahui," ujar Ketua Tim PKM, Dr Nadri Taja, MPd dalam keterangan resminya, Jumat (20/9/2024).
Dalam pelatihan ini, kata dia, para peserta diberikan materi yang sangat bermanfaat, seperti penguatan karakter siswa, metode imla, metode bil hikmah, ngaji AI, peningkatan literasi keuangan, dan pelatihan pencatatan keuangan sederhana. Materi-materi tersebut disampaikan oleh para narasumber yang kompeten di bidangnya.
"Kami berharap pelatihan ini dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi para guru madrasah di Desa Gunung Leutik. Dengan peningkatan kompetensi guru, diharapkan kualitas pendidikan di madrasah dapat semakin baik dan mampu mencetak generasi muda yang berkualitas," paparnya.
Senada dengan hal tersebut, salah seorang guru peserta pelatihan mengatakan, permasalahan yang dihadapi MDT di Gunung Leutik secara keseluruhan. Pertama, adalah minimnya literasi mengenai manajemen keuangan. Kedua, terkait metode pengajaran, masih banyak guru yang belum menerapkan metode kreatif sehingga menyebabkan anak-anak mudah merasa bosan saat belajar. Ketiga, terdapat kendala dalam penguatan karakter siswa.
Melalui pelatihan ini, para guru madrasah di Desa Gunung Leutik merasa lebih percaya diri dalam menjalankan tugasnya. Mereka mendapatkan ilmu baru yang dapat langsung diaplikasikan dalam proses pembelajaran. "Alhamdulillah, melalui pelatihan ini, kami sebagai pengajar MDT di Gunung Leutik merasa sangat terbantu. Harapan kami, semoga ke depannya pengelolaan dapat menjadi lebih baik, dan proses pengajaran serta sistem pendidikan di diniyah, khususnya di Gunung Leutik, dapat berjalan lebih lancar," katanya.
Untuk memastikan keberlanjutan dan keberhasilan program ini, tim pengabdi UNISBA telah merencanakan kegiatan tindak lanjut. Setelah pelatihan, tim akan melakukan pemantauan secara berkala ke 14 MDT di Desa Gunung Leutik. Pemantauan ini bertujuan untuk mengevaluasi sejauh mana para guru telah mengimplementasikan ilmu yang diperoleh, seperti penggunaan software manajemen keuangan, sistem informasi akademik, aplikasi ngaji AI, serta penerapan metode pembelajaran imla dan bil hikmah.
Selain itu, tim juga akan memantau sejauh mana nilai-nilai pendidikan karakter telah terintegrasi dalam proses pembelajaran di masing-masing lembaga. Dengan demikian, diharapkan program ini dapat memberikan dampak yang berkelanjutan bagi peningkatan kualitas pendidikan di Desa Gunung Leutik.